Ini artikel ke-duaku di pondok renungan,seandainya artikel ini dimuat untuk menguatkan iman teman-teman. Satu tahun ini kehidupanku kulalui tanpa menyertakan Tuhan di dalam hidupku. Kehidupan rohaniku mulai pudar disaat aku mulai mundur dari komunitas Persekutuan Doa di Surabaya. Di bulan awal kehidupan rohaniku masih aku lalui seperti biasanya membuka dengan saat hening (doa-baca Kita Suci-meditasi ringan) dan kututup dengan misa sore harian.
Di bulan ke-2 setelah aku meninggalkan komunitas, kehidupan doaku mulai berkurang hingga akhirnya aku tidak pernah berdoa dan mengikuti misa sebagai rutinitas tanpa adanya kecintaan dan ucapan syukur. Aku bersyukur mempunyai pasangan yang cukup intim dengan Tuhan, aku percaya bahwa tiap malam dia selalu mendoakan untuk pemulihan kehidupan rohaniku, dan aku merasakan pula teman-teman lama persekutuan doaku juga mendoakan pemulihan buat aku. Entah kenapa hatiku saat itu sangat keras, dan tertutup dengan keego-an dan keangkuhan. Aku mulai meragukan kasih Tuhan dan keberadaan Tuhan, sungguh sesuatu yang bertolak belakang dengan kehidupan rohaniku sebelumnya dimana semenjak kecil,aku sudah melayani Tuhan bahkan th 2008 pernah mencoba live in mendalami kehidupan sebagai biarawan (bruder).
Di tambah dengan diterimanya aku di posisi marketing di salah satu perusahaan besar swasta, membuat waktuku untuk Tuhan makin berkurang.
Aku menjalani hari-hariku selama 2 tahun ini dengan kekuatan sendiri, dan banyak tindakanku yang telah meyakitkan orang lain dan Tuhan Yesus sendiri. Aku mulai memperhatikan penampilan luar dibandingkan penampilan pribadi (hub.an dg Tuhan),hal ini mengingat pekerjaanku yg menuntut penampilan lebih. Sungguh aku sangat bersyukur sekali, Tuhan memberikanku pasangan yang setia dan terus mendoakan dan memotivasiku setiap saat, sayangnya pada waktu itu aku masih keras hati dan menghentikan pembicaran bila mengenai topik rohani.
Bulan Juli 2010,aku ditugaskan oleh pihak perusahaan di Jakarta, sungguh diluar perkiraanku,aku mendapat penempatan tugas hingga 3-4 bulan. Aku harus belajar mengenal medan Jakarta dan sekitarnya, memahami karakter customer baruku. Di Jakarta,aku ditugaskan untuk explore market baru untuk produk terbaru kami. Sungguh tak disangka, produkku tidak bisa diterima karena kualitas yang masih dibawah standart market ,aku tetap berusaha dan percaya bahwa produkku pasti laku terjual. Hingga akhir September, aku belum mencapai hasil yg memuaskan sesuai dengan target yg kuharapkan, aku baru mendapatkan 3 customer,itupun sebenarnya karena kemurahan Tuhan tetapi saat itu aku dengan sombongnya mengatakan itu hasil jerih payahku..Aku saat itu benar-benar masih mengandalkan kekuatan sendiri tanpa meminta penyertaan Tuhan sehingga aku sering mulai mengeluh dan putus asa..dan menjadi seseorang yang sombong, keras hati, dan mulai suka kehidupan dunia.
Tuhan masih sangat sayang dengan aku sehingga dia menyadarkan aku dengan hal-hal sederhana diluar pemikiran kita semua.
Aku tinggal di Jakarta bersama teman-teman kerja satu group perusahaan. Disaat itu ada teman kost saya yang punya gitar tetapi tidak bisa memainkannya dan gitar itu dia letakkan di gudang selama 1 tahun lebih. Kebetulan perusahaan kami mau mengadakan lomba,dan temanku mau ikut mengisi lomba menyanyi,dia minta aku untuk menyetem gitar-nya. Malam itu tanggal 15 Oktober 2010 pulang kerja,aku ke gudang,kulihat gitar Yamaha yg sangat berdebu,dan perlahan-lahan kubersihkan. Setelah bersih ku mulai menyetem senar gitar satu persatu. Ku mulai mencoba dengan nyanyian betapa hatiku,makhlum saya hanya bisa mengitar lagu rohani saja,sehingga mau tidak mau untuk mencobanya saya menyanyikan lagu rohani. Lagu rohani yang kunyanyikan pertama adalah betapa hatiku (nikita), aku masih ingat ini adalah lagu pertama ketika aku belajar gitar dengan alm. Papaku, aku mulai teringat dengan alm. Papaku. Aku mulai mengingat bagaimana kasarnya Papaku dengan anggota keluargaku termasuk mamaku, bagaimana papaku mulai menyukai music rohani,bagaimana ketekunan mamaku untuk setia terus mendoakan papaku,ketekunan doa mamaku selama 50 tahun akhirnya terkabul, Papaku mulai percaya dengan Tuhan meskipun disaat menjelang Tuhan akan memanggil Papaku.
Lagu Betapa hatiku itu terus kunyanyikan hingga ku meteskan air mata karena kebaikan Tuhan dalam hidup keluargaku. Dari situ ku mulai menyanyikan lagu �Terima kasih Yesus�, entah kenapa Tuhan ingatkan kembali bagaimana Tuhan menolong hidupuku�Kasih-Nya luar biasa..Ku diingatkan bagaimana proses persalinan kelahiranku yang memerlukan waktu hampir 5 jam,mengingat waktu itu usia mamaku 43 th lebih, ditambah tidak ada biaya untuk persalinan,dan Tuhan menghadirkan seseorang biarawan-bruder yang membantu keluargaku..disitulah salah satu ketertarikanku dengan bruder..Ku diingatkan kembali bagaimana Tuhan membantu perekonomian keluargaku dan mukjizatnya dengan bantuan beasiswa hingga aku bisa kuliah..Malam itu tetesan air mataku mulai menggenangi mataku..Banyak sekali penyertaan Tuhan buat aku. Saat itu aku langsung tersungkur dan memohon ampun atas segala tindakanku selama ini.
Selama ini Tuhan sudah berusaha mengingatkanku dengan berbagai cara baik melalui pasanganku,orang tua maupun teman2 persekutuan doa tetapi hatiku masih keras..malam ini,gitar tua menjadi alat Tuhan buat mengingatkan aku akan Kasih-Nya. Malam itu aku melakukan pujian penyembahan yg sudah lama tak ku lakukan..Ku nyanyikan pelan-pelan lagu � Ku Ditangan-MU, Ku di hati-Mu,Dipikiran-Mu , Direncana-Mu tak pernah ku sendiri�dst� setiap kuresapin kata-kata itu,semakin ku menyesal dengan kehidupanku selama ini, dimana aku telah menyia-nyiakan kasih dan penyertaan Tuhan..Malam itu Tuhan juga menguatkan aku lagi dengan sms teman lamaku yang isinya : �karena justru dlm badai kita benar2 merasakan kedahsyatan Tuhan. Dalam kesulitan kita membangun tugu peringatan tentang bagaimana Tuhan menolong kita. Dan kesulitan itu adalah untuk pembentukan karakter supaya yang baik dari diri kita makin terlihat. Bukankah terang akan terlihat terang ketika berada dalam gelap.Jangan lupa pakai pedang roh yaitu Firman Tuhan dalam setiap pertempuran,jangan memakai kekuatan sendiri. It didn�t work�. Itu SMS dr Tuhan lewat temanku yang sangat menguatkan aku.
Tiga hari lagi aku sudah mulai kembali ke Surabaya dan meninggalkan kota Jakarta. Banyak kenangan dan pengalaman yang kudapatkan di kota ini, yang tak khan pernah terlupakan yakni gitar tua yang mengembalikan hidupku lebih berarti dan berguna buat orang lain.
Terima kasih Tuhan atas rahmat pengampunanmu, terima kasih Tuhan atas kasih setia-Mu sepanjang hidupku ini. Aku percaya bahwa pemulihan ini juga berkat doa dari pasanganku,dari teman-teman persekutuan doaku di Surabaya dan orang disekitarku.
Terima kasih Tuhan telah memberikan mereka sebagai keluarga yang selalu menguatkan dan mendoakan aku setiap waktu tanpa lelah. Kasih Tuhan kita selalu menyertai kita semua. Tetap semangat didalam Tuhan dan jangan pernah meninggalkan komunitas kita, karena didalam komunitas kita akan bertumbuh dan makin dewasa di dalam iman.
From: SO - SBY
Di bulan ke-2 setelah aku meninggalkan komunitas, kehidupan doaku mulai berkurang hingga akhirnya aku tidak pernah berdoa dan mengikuti misa sebagai rutinitas tanpa adanya kecintaan dan ucapan syukur. Aku bersyukur mempunyai pasangan yang cukup intim dengan Tuhan, aku percaya bahwa tiap malam dia selalu mendoakan untuk pemulihan kehidupan rohaniku, dan aku merasakan pula teman-teman lama persekutuan doaku juga mendoakan pemulihan buat aku. Entah kenapa hatiku saat itu sangat keras, dan tertutup dengan keego-an dan keangkuhan. Aku mulai meragukan kasih Tuhan dan keberadaan Tuhan, sungguh sesuatu yang bertolak belakang dengan kehidupan rohaniku sebelumnya dimana semenjak kecil,aku sudah melayani Tuhan bahkan th 2008 pernah mencoba live in mendalami kehidupan sebagai biarawan (bruder).
Di tambah dengan diterimanya aku di posisi marketing di salah satu perusahaan besar swasta, membuat waktuku untuk Tuhan makin berkurang.
Aku menjalani hari-hariku selama 2 tahun ini dengan kekuatan sendiri, dan banyak tindakanku yang telah meyakitkan orang lain dan Tuhan Yesus sendiri. Aku mulai memperhatikan penampilan luar dibandingkan penampilan pribadi (hub.an dg Tuhan),hal ini mengingat pekerjaanku yg menuntut penampilan lebih. Sungguh aku sangat bersyukur sekali, Tuhan memberikanku pasangan yang setia dan terus mendoakan dan memotivasiku setiap saat, sayangnya pada waktu itu aku masih keras hati dan menghentikan pembicaran bila mengenai topik rohani.
Bulan Juli 2010,aku ditugaskan oleh pihak perusahaan di Jakarta, sungguh diluar perkiraanku,aku mendapat penempatan tugas hingga 3-4 bulan. Aku harus belajar mengenal medan Jakarta dan sekitarnya, memahami karakter customer baruku. Di Jakarta,aku ditugaskan untuk explore market baru untuk produk terbaru kami. Sungguh tak disangka, produkku tidak bisa diterima karena kualitas yang masih dibawah standart market ,aku tetap berusaha dan percaya bahwa produkku pasti laku terjual. Hingga akhir September, aku belum mencapai hasil yg memuaskan sesuai dengan target yg kuharapkan, aku baru mendapatkan 3 customer,itupun sebenarnya karena kemurahan Tuhan tetapi saat itu aku dengan sombongnya mengatakan itu hasil jerih payahku..Aku saat itu benar-benar masih mengandalkan kekuatan sendiri tanpa meminta penyertaan Tuhan sehingga aku sering mulai mengeluh dan putus asa..dan menjadi seseorang yang sombong, keras hati, dan mulai suka kehidupan dunia.
Tuhan masih sangat sayang dengan aku sehingga dia menyadarkan aku dengan hal-hal sederhana diluar pemikiran kita semua.
Aku tinggal di Jakarta bersama teman-teman kerja satu group perusahaan. Disaat itu ada teman kost saya yang punya gitar tetapi tidak bisa memainkannya dan gitar itu dia letakkan di gudang selama 1 tahun lebih. Kebetulan perusahaan kami mau mengadakan lomba,dan temanku mau ikut mengisi lomba menyanyi,dia minta aku untuk menyetem gitar-nya. Malam itu tanggal 15 Oktober 2010 pulang kerja,aku ke gudang,kulihat gitar Yamaha yg sangat berdebu,dan perlahan-lahan kubersihkan. Setelah bersih ku mulai menyetem senar gitar satu persatu. Ku mulai mencoba dengan nyanyian betapa hatiku,makhlum saya hanya bisa mengitar lagu rohani saja,sehingga mau tidak mau untuk mencobanya saya menyanyikan lagu rohani. Lagu rohani yang kunyanyikan pertama adalah betapa hatiku (nikita), aku masih ingat ini adalah lagu pertama ketika aku belajar gitar dengan alm. Papaku, aku mulai teringat dengan alm. Papaku. Aku mulai mengingat bagaimana kasarnya Papaku dengan anggota keluargaku termasuk mamaku, bagaimana papaku mulai menyukai music rohani,bagaimana ketekunan mamaku untuk setia terus mendoakan papaku,ketekunan doa mamaku selama 50 tahun akhirnya terkabul, Papaku mulai percaya dengan Tuhan meskipun disaat menjelang Tuhan akan memanggil Papaku.
Lagu Betapa hatiku itu terus kunyanyikan hingga ku meteskan air mata karena kebaikan Tuhan dalam hidup keluargaku. Dari situ ku mulai menyanyikan lagu �Terima kasih Yesus�, entah kenapa Tuhan ingatkan kembali bagaimana Tuhan menolong hidupuku�Kasih-Nya luar biasa..Ku diingatkan bagaimana proses persalinan kelahiranku yang memerlukan waktu hampir 5 jam,mengingat waktu itu usia mamaku 43 th lebih, ditambah tidak ada biaya untuk persalinan,dan Tuhan menghadirkan seseorang biarawan-bruder yang membantu keluargaku..disitulah salah satu ketertarikanku dengan bruder..Ku diingatkan kembali bagaimana Tuhan membantu perekonomian keluargaku dan mukjizatnya dengan bantuan beasiswa hingga aku bisa kuliah..Malam itu tetesan air mataku mulai menggenangi mataku..Banyak sekali penyertaan Tuhan buat aku. Saat itu aku langsung tersungkur dan memohon ampun atas segala tindakanku selama ini.
Selama ini Tuhan sudah berusaha mengingatkanku dengan berbagai cara baik melalui pasanganku,orang tua maupun teman2 persekutuan doa tetapi hatiku masih keras..malam ini,gitar tua menjadi alat Tuhan buat mengingatkan aku akan Kasih-Nya. Malam itu aku melakukan pujian penyembahan yg sudah lama tak ku lakukan..Ku nyanyikan pelan-pelan lagu � Ku Ditangan-MU, Ku di hati-Mu,Dipikiran-Mu , Direncana-Mu tak pernah ku sendiri�dst� setiap kuresapin kata-kata itu,semakin ku menyesal dengan kehidupanku selama ini, dimana aku telah menyia-nyiakan kasih dan penyertaan Tuhan..Malam itu Tuhan juga menguatkan aku lagi dengan sms teman lamaku yang isinya : �karena justru dlm badai kita benar2 merasakan kedahsyatan Tuhan. Dalam kesulitan kita membangun tugu peringatan tentang bagaimana Tuhan menolong kita. Dan kesulitan itu adalah untuk pembentukan karakter supaya yang baik dari diri kita makin terlihat. Bukankah terang akan terlihat terang ketika berada dalam gelap.Jangan lupa pakai pedang roh yaitu Firman Tuhan dalam setiap pertempuran,jangan memakai kekuatan sendiri. It didn�t work�. Itu SMS dr Tuhan lewat temanku yang sangat menguatkan aku.
Tiga hari lagi aku sudah mulai kembali ke Surabaya dan meninggalkan kota Jakarta. Banyak kenangan dan pengalaman yang kudapatkan di kota ini, yang tak khan pernah terlupakan yakni gitar tua yang mengembalikan hidupku lebih berarti dan berguna buat orang lain.
Terima kasih Tuhan atas rahmat pengampunanmu, terima kasih Tuhan atas kasih setia-Mu sepanjang hidupku ini. Aku percaya bahwa pemulihan ini juga berkat doa dari pasanganku,dari teman-teman persekutuan doaku di Surabaya dan orang disekitarku.
Terima kasih Tuhan telah memberikan mereka sebagai keluarga yang selalu menguatkan dan mendoakan aku setiap waktu tanpa lelah. Kasih Tuhan kita selalu menyertai kita semua. Tetap semangat didalam Tuhan dan jangan pernah meninggalkan komunitas kita, karena didalam komunitas kita akan bertumbuh dan makin dewasa di dalam iman.
From: SO - SBY
Samuel-SBY
Email: vicky_chanjp84@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment