Namaku Betco Parulian Simarmata. Sejak kecil aku diperlakukan sangat keras oleh ayahku. Kesalahan sedikit saja ku buat akan menjadi bencana bagi diriku.
Satu kali, di saat aku sedang tidur, ayah tiba-tiba datang ke kamar dan membangunkanku dengan cara yang menurut aku sangatlah kasar. Aku pun terkaget-kaget dibangunkan seperti itu. Sakit hati muncul di dalamku. Sejak hari itu hubunganku pun dengan ayah menjadi sangat tidak enak.
Masuk masa SMA adalah masa-masa dimana aku mengawali gaya hidup yang begitu buruk. Di sini, aku berkenalan dengan teman-teman yang nantinya akan mengajariku hal-hal buruk.
Minum minuman keras dan narkoba kudapatkan lewat teman-teman SMA-ku. Awalnya aku ragu mencoba yang mereka tawarkan. Namun, setelah barang-barang haram tersebut masuk ke dalam diriku, aku justru merasakan sesuatu yang nikmat, yang membawaku seperti layaknya di surga.
Seiring berjalannya waktu, minuman keras dan narkoba yang ku konsumsi membuatku menjadi seorang yang berani. Aku pun di saat yang sama menjadi seorang yang penasaran dengan seks.
Meski aku sangat ingin melakukan hubungan badan, tetapi barulah pada saat mahasiswa aku mewujudkannya. Bukan wanita, bukan pria, yang menjadi pasangan awalku melainkan adalah seorang banci.
Mulai dari situ, aku pun semakin berhasrat melakukan making love lagi dan lagi. Sasaranku pun bukan banci, tetapi perempuan. Dengan rayuan maut yang kumiliki aku pun berhasil mendapatkan gadis-gadis yang kuingini, bukan hanya hatinya tetapi juga tubuhnya.
Tidak ada perasaan sedih di hatiku ketika memutuskan hubungan dengan perempuan-perempuan yang kutiduri. Justru aku merasa macho karena bisa ML dengan banyak kaum hawa.
Pertobatanku
Hari berganti, bulan berganti, tahun berganti kelakuanku tetaplah tidak berubah. Aku terus mencari wanita untuk kujadikan sebagai pemuas nafsu liarku. Sampai suatu saat. Ketika aku berada di rumah orang tua ku, aku menonton sebuah tayangan film mengeni Yesus.
Karena aku sudah pernah menonton sebelumnya, jadi aku teruskan saja menonton film ini. Namun, entah mengapa tayangan kali ini justru menarik perhatianku begitu dalam. Diri ku pun begitu menjadi gelisah mana kala menonton bagian dimana Yesus dicambuk, memikul salib, dipaku, dan tubuh-Nya akhirnya disalibkan.
Ingatanku pun seperti ditarik ke belakang. Aku melihat dosa-dosa yang pernah ku lakukan, hubungan seks sebelum menikah, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, serta banyak hal jahat lainnya. Tanpa ada satu pun orang di sana, sebuah keputusan untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan jurus selamat aku lakukan di malam itu. Kelegaan pun aku dapatkan setelah itu – suatu kelegaan dari beban-beban dosa yang selama ini mengikatku.
Kehidupan Baru
Peristiwa pertobatanku di malam yang baru kulewati begitu sangat kuat mempengaruhiku. Satu tindakan besar pun ku ambil sebagai langkah kehidupan baruku yakni memutuskan pacarku saat itu.
Meski aku tahu ia begitu kecewa berat, tapi aku meyakini itulah jalan terbaik yang harus dilakukan.
Bertemu Wenny
Setelah lama tidak berpacaran lagi - karena saat itu aku fokus melayani Tuhan di gereja di mana aku bertumbuh - Tuhan mempertemukanku dengan seorang gadis cantik bernama Wenny Anastasia.
Dimulai dengan pertemanan, kami berdua lambat laun berkomitmen untuk saling mengenal satu dan lainnya. Tidak ada yang aku tutup-tutupi di hadapan Wenny. Kehidupan masa laluku yang buruk bahkan aku ceritan kepadanya.
Aku tahu dia kaget dengan kehidupan masa silamku. Aku tak menyalahkan responnya. Namun aku bersyukur kejujuran hatiku ternyata memikat hati pujaan hatiku ini.
2005, Aku dan Wenny memutuskan menikah. Kini kami dikarunai dua orang putra yang sangat luar biasa.
Aku bersyukur kepada Yesus karena selama kehidupanku, aku merasakan Tuhan begitu sabar kepadaku. Tuhan menantikanku berbalik kepada-Nya dan pada satu waktu Tuhan memang membuatku berbalik kepada-Nya.
Kebiasaan-kebiasaan lama yang kini tak lagi aku lakukan, aku percaya itu bukan karena kekuatanku. Aku percaya semua itu dapat terjadi karena kasih dan kuasa Tuhan yang bekerja di dalam hidupku. Terima kasih Yesus karena memerdekanku.
Sumber Kesaksian :
Jawaban.com
Betco Parulian Simarmata
No comments:
Post a Comment