Refleksi untuk Guru dan Orangtua:
---------------------------------
Berbicara, merenung, dan berserah diri kepada Sang Pencipta adalah
bagaikan menarik dan menghembuskan napas. Namun, seringkali
pertumbuhan kehidupan doa kita terhambat karena adanya hal-hal tak
penting yang mengintimidasi. Entah dari mana kita percaya bahwa ada
rumus untuk berdoa. Kita diajarkan untuk tidak berdoa begini atau
begitu. Atau, kita tidak boleh meminta sesuatu sebelum kita
mengampuni. Doa dibebani dengan aturan-aturan, tata cara, dan
kebijakan yang membuat kita tidak mampu berdoa.
Ketika murid-murid berkata, "Ajar kami berdoa," Yesus mengajarkan
kepada mereka sebuah doa yang bebas dari aturan-aturan tertentu. Dan
doa-Nya mengajarkan kepada kita bahwa Allah tidak sekadar
memperhatikan kata-kata doa kita tetapi juga keluhan-keluhan kita
yang tak terucapkan, bahwa Allah peduli terhadap kehidupan dan
kebutuhan kita sehari-hari, dan bahwa kita diberi hak untuk datang
kepada Allah tanpa takut dan dengan pengharapan. Kita tidak
memerlukan imam besar atau altar khusus untuk datang kepada Allah:
Allah ada dalam jangkauan kita.
Saya yakin salah satu alasan mengapa Allah senang kepada Daud adalah
karena ia begitu jujur dalam doa-doanya. Ia tidak takut
mengekspresikan rasa marah, iri, jengkel, rendah hati, sikap
kekanak-kanakan atau kata-kata puitis kepada Allah. Dengan kata
lain, ia dapat berkomunikasi dengan Allah apa adanya. Daud juga
menyadari betapa benar perlunya berdiam diri dalam doa. Karena jika
Anda meminta, tentunya Anda perlu mendengarkan jawaban atas
permintaan Anda.
Refleksi untuk Seluruh Anggota SM/Keluarga:
-------------------------------------------
Para pengikut Yesus meminta agar Dia mengajar mereka berdoa. Mereka
tidak tahu bagaiamana harus berdoa, sebab mereka selalu bergantung
pada seseorang yang mereka anggap lebih layak untuk berdoa bagi
mereka. Mereka takut salah dalam berdoa. Maka Yesus mengajar mereka
berdoa, "Allah akan selalu mendengar segala doamu. Allah layak
dimuliakan dan ditinggikan." Satu hal yang paling menonjol mengenai
doa adalah bahwa kita harus terus berdoa.
Ada banyak cara untuk berdoa. Kita dapat berdiri, duduk, menundukkan
kepala, menutup mata, bertelut, mengangkat tangan, saling
berpandangan, berseru, menyanyi, sambil berlari atau berdiam diri.
Yang paling penting kita harus datang kepada Allah apa adanya. Allah
ingin kita jujur dengan setiap perkataan, pertanyaan, dan kebutuhan
yang kita naikkan. Allah senantiasa bersama kita.
HARI 1: BERDOA DENGAN JUJUR: DOA BAPA KAMI
Matius 6:1-13
1. Apa perbedaan antara doa yang jujur dan doa yang munafik?
2. Kapan dan di mana kamu saling berdoa? Mengapa?
HARI 2: TERUS MENGETUK
Lukas 11:1-13
1. Menurut Yesus, mengapa orang dalam kisah di atas akhirnya bangun
dari tidurnya dan memberikan apa yang diperlukan tetangganya?
2. Terkadang kita berdoa untuk seseorang atau sesuatu begitu lama,
bahkan bertahun-tahun, dan lama kelamaan kita pun mulai menyerah
dan berhenti melakukannya. Ceritakanlah tentang sebuah doa yang
sudah kamu doakan begitu lama, dan perbaharuilah komitmenmu untuk
terus mendoakan hal itu.
HARI 3: DOA YANG TEKUN
Lukas 18:1-8
1. Mengapa sang hakim akhirnya mengabulkan permintaan janda itu?
2. Janda itu tahu bahwa ia benar. Adakah kamu mengetahui sesuatu
yang tidak adil sedang terjadi di lingkungan atau sekolahmu?
Komitmen doa apa yang akan kamu buat?
HARI 4: KESOMBONGAN DAN KATA-KATA KOSONG
Lukas 18:9-14
1. Mengapa orang-orang Farisi menganggap diri mereka lebih baik dari
pemungut cukai? Mengapa Yesus tidak membenarkan hal itu?
2. Apakah kalimat yang akan kamu gunakan untuk menggambarkan dirimu
di hadapan Allah?
HARI 5: BERDOA DALAM ROH
Roma 8:26-27
1. Bagaimana Roh membantu kita dalam berdoa?
2. Apakah kamu merasa tidak yakin akan bagaimana dan apa yang harus
didoakan? Berlatihlah untuk berdiam diri beberapa saat setelah
kamu menyatakan situasi yang kamu hadapai kepada Allah. Kamu
dapat berdoa secara sederhana seperti ini:
Allah, kembali saya datang kepada-Mu.
Saya ingin bisa membantu Mama, namun saya tidak tahu
bagaimana saya harus meminta. (diam)
Ucapkanlah demikian setiap kali kamu berdoa, dan dengarkan suara
Allah.
HARI 6: BERDOA BAGI PEMERINTAHAN KITA
1Timotius 2:1-7
1. Mengapa penulis kitab 1Timotius mendorong kita untuk berdoa bagi
pemerintah?
2. Carilah informasi mengenai pejabat pemerintah di lingkungan Anda,
dan "ambillah" satu atau dua nama untuk didoakan secara teratur
sebagai bagian dari keluarga. Mungkin Anda dapat menulis surat
kepada mereka untuk memberitahukan bahwa keluarga Anda berdoa
bagi mereka.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku: Belajar Bersama
Penulis : Janice Y. Cook
Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
Halaman : 127 -130
No comments:
Post a Comment