Ketika kita memikirkan cara berdoa, kita perlu berhati-hati agar
tidak menganalisa secara berlebihan apa yang merupakan kegiatan yang
wajar dan spontan. Dengan mudah kita dapat menjadi seperti kelabang
(binatang yang memiliki kaki sangat banyak) yang tidak mengalami
kesulitan apa-apa sampai ada orang yang bertanya kepadanya bagaimana
ia tahu kaki yang mana yang harus melangkah lebih dulu. Ketika
kelabang itu berhenti untuk memikirkan pertanyaan itu, ia menjadi
begitu bingung sehingga tak dapat melangkah lagi. Demikian juga
halnya, kita tidak usah terlalu memikirkan cara berdoa sehingga
akhirnya kita tidak mampu membuat percakapan sederhana dengan Bapa
surgawi kita. Namun, kita dapat memperbaiki kehidupan doa kita
dengan melihat pedoman Alkitab mengenai doa:
1. Kita harus berdoa secara teratur.
---------------------------------
Terutama ini penting bagi orang yang baru mulai berdoa. Perlu
sekali ada suatu struktur, suatu disiplin. Bahkan, orang yang
sudah lama mempraktikkan doa harus ingat akan pentingnya
kebiasaan dan bahayanya membiarkan kebiasaan itu merosot menjadi
hal yang diwajibkan.
Beberapa tahun yang lalu saya menemukan peribahasa yang sangat
menolong saya, "Perbuatan-perbuatan yang rutin dapat menjadi
jalan menuju anugerah." Disiplin berdoa memang dapat merosot
menjadi perbuatan rutin. Tetapi hanya apabila saya mau tekun
melakukan kebiasaan-kebiasaan itulah saya dapat paling sedikit
secara sekali-sekali mengalami berkat, yaitu berubahnya kebiasaan
itu menjadi jalan menuju anugerah.
Oleh karena itu, saya berdoa secara teratur, entah ada pengalaman
yang mengejutkan ataupun tidak. Saya berdoa, entah langit turun
dan kemuliaan memenuhi jiwa saya ataupun tidak. Saya berdoa
karena saya percaya bahwa Tuhan itu setia dan Roh Kudus terus
bekerja tanpa mempedulikan bagaimana perasaan saya. Mengembangkan
kebiasaan berdoa lebih bermanfaat bagi kehidupan rohani saya
dalam jangka panjang daripada menunggu dorongan hati yang sekali-
kali menyuruh saya berdoa.
Alkitab memperingatkan kita agar terus-menerus berdoa. Lukas 18:1
berbunyi, "Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu,"
dan 1Tesalonika 5:17, "Tetaplah berdoa." Bila kita membaca ayat-
ayat itu mungkin kita bertanya-tanya bagaimana hal itu dapat
dilakukan. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kita bergantung pada
bimbingan Tuhan setiap saat. Ayat-ayat tersebut juga berarti kita
mengakui bahwa setiap hembusan napas adalah pemberian dari Tuhan.
Tetaplah berdoa bukan berarti harus ada komunikasi secara sadar
antara kita dengan Tuhan. Tetapi, itu berarti bahwa doa adalah
disiplin dan kebiasaan, sesuatu yang sudah kita jadikan peraturan
dan kita lakukan dalam hidup kita.
2. Kita harus berdoa dengan jujur.
-------------------------------
Kita menghadap Bapa surgawi yang mengasihi kita dan yang tidak
akan menolak keterusterangan kita sewaktu kita berbicara dengan-
Nya. Tidak ada apa pun yang tidak boleh kita sampaikan kepada
Tuhan. Tak ada satu pun pikiran kita yang tak diketahui-Nya.
Jadi, kita pun harus memberitahukan hal itu kepada-Nya, entah
kita menyampaikannya dengan kata-kata ataupun tanpa kata-kata.
Kita bebas menyampaikan apa pun yang kita pikirkan kepada-Nya.
Seperti Mazmur 139:23,24 mengatakan, "Selidikilah aku, ya Allah,
dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang
kekal!"
3. Kita harus berdoa dengan penuh keberanian.
------------------------------------------
Ibrani 4:16 lebih merupakan permohonan yang mendesak daripada
petunjuk, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada
waktunya." Dalam bahasa Yunani kata penuh keberanian itu berarti
"berbicara secara terbuka sepenuhnya". Artinya, memberi tahu
secara tepat kepada Tuhan bagaimana perasaan kita mengenai diri
kita sendiri dan mengenai keadaan hidup kita. Kita harus berdoa
dengan sikap terbuka, bebas, dan penuh keberanian.
Doa bukanlah komunikasi satu arah. Doa meliputi juga hal
mendengarkan selain hal berbicara. Kita percaya bahwa melalui
Firman-Nya Tuhan berbicara kepada kita. Kita membaca Alkitab dan
berusaha mendengarkan waktu Allah berbicara melalui pembacaan itu.
Kita membaca dan kemudian berdoa, lalu mambaca lagi dan berdoa lagi.
Ada orang yang berdoa dan setelah itu merenungkan, berusaha
memusatkan pikiran mereka pada Tuhan. Meskipun mereka tidak memberi
kesaksian bahwa mereka memperoleh pesan yang dapat mereka dengar,
mereka memberi kesaksian bahwa mereka memperoleh wawasan yang jelas
mengenai sifat dan kehendak Allah. Allah berbicara kepada kita
melalui jalan yang lain juga - buku, kesaksian, khotbah, dan
nyanyian pujian. Kita perlu menjaga jangan sampai kita berbicara
terlalu banyak dan mendengarkan terlalu sedikit.
Doa tidak harus selalu dengan kata-kata. Kita dapat mengangkat jiwa
kita atau mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan tanpa mengucapkan
kata-kata, hanya dengan memikirkannya. Ada saat-saat yang kita tak
dapat secara sadar menyusun dengan kata-kata apa yang muncul di
dalam jiwa kita. Pada saat-saat demikian kita kembali pada Roma
8:26, "Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi
Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan
yang tidak terucapkan."
Kadang-kadang, doa tertulis dapat membantu. Ada kumpulan doa-doa
yang bagus sekali, misalnya Diary of Private Prayer karangan John
Baille, yang sering dapat mengungkapkan secara lebih baik perasaan-
perasaan dan keinginan-keinginan yang paling dalam di hati saya.
Saya dapat membaca beberapa doa itu dengan diam. Atau saya dapat
membacanya keras-keras, dengan menambahkan kata-kata AMIN saya
sendiri. Saya membaca apa yang sebenarnya ingin saya katakan tetapi
tak mampu saya ucapkan. Saya berterima kasih kepada saudara-saudara
seiman yang memberikan kata-kata untuk menyuarakan apa yang
terkandung di dalam hati saya.
Tetapi, apa pun disiplin yang kita anut, apa pun metode yang kita
pergunakan, hal yang paling penting adalah berdoa - secara teratur,
secara jujur, dan dengan penuh keberanian.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku : Pola Hidup Kristen
Judul Artikel: Bagaimana Berdoa
Penulis : Vernon Grounds
Penerjemah : Yayasan Penerbit Gandum Mas
Penerbit : Diterbitkan Atas Kerjasama: Penerbit Gandum Mas,
Yayasan Kalam Hidup dan YAKIN
Halaman : 656 - 659
No comments:
Post a Comment