Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Bekerja Di Lingkungan Maksiat

 on Wednesday, March 6, 2013  

Ini kisah nyataku, berawal dari tahun 1994 semenjak kepindahanku ditempat kerja yg baru, yg awalnya kurang lebih sama bidang industrinya dengan tempat kerja lamaku.

Aku ditempatkan di bagian keuangan di sebuah tempat hiburan malam, yang waktu itu memang sedang "Booming" di daerah selatan Jakarta, sebuah Cafe. Aku mengawali pekerjaan ku dari awal, melakukan persiapan awal suatu sistem keuangan & administasi sebuah cafe, lengkap dgn segala perangkatnya. Singkat cerita, cafe itu akhirnya dibuka dengan sukses, berjalan dengan sukses pula dalam keseharian opearsionalnya. Tamu silih berganti datang karena pada waktu itu Cafe kami memang menjadi pelopor berdirinya cafe2 sejenis di daerah itu. 5 tahun berjalan, pekerjaan kupun lancar, Manajemen pun mengalami kemajuan pesat, sampai pada suatu hari di bulan Desember 1999, suatu kelompok yg menamakan dirinya "Hisbullah" melakukan penyerangan ke cafe kami, menghancurkan semua peralatan cafe dan kantor, merusak semua fasilitas pelanggan, hingga membuat semua tamu yg waktu itu sedang menikmati makan malam ketakutan setengah mati dan berusaha lari menyelamatkan diri, untungnya mereka tidak melukai satupun orang yg hadir disitu. Serempak setelah saling kontak, kamipun berkumpul untuk segera mengumpulkan data kerugian atas semua kerusakan, yg dihitung secara total mencapai hampir 1 miliar!!! Tetapi yg lebih menyesakkan management adalah, masa pertanggungan asuransi utk seluruh harta benda, belum sempat diperpanjang oleh petugas kami!! Lengkaplah sudah!!

Akhirnya management memutuskan utk menutup operasional cafe, dan merenovasi total seluruh bagian bangunan ( maksudnya buang sial mungkin !!).
Setelah di renovasi, dan dibuka kembali utk umum beberapa bulan kemudian, trend penghasilan semakin menurun, sehingga pada tahun ke 3 sejak renovasi, diputuskan utk menjual cafe tsb kepada pihak lain.
Aku yg turut terlibat dalam team Management pun akhirnya harus tetap ikut dalam pengelolaannya bersama pemilik baru. Aku bekerja sepeti biasa, krn memang kami sudah 1 bahasa dalam menjalankan operasional harian. Pada awalnya, tidak ada tanda2 aneh, tetapi lama kelamaan aku sering mendapati uang perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi si pemilik untuk kesenangan pribadinya, yg sebagian besar ternyata adalah termasuk Narkoba!! Pada awalnya aku tidak mengetahui hal itu, tapi setelah ku pelajari dari bukti pengeluaran, barulah aku paham. Mulailah dari sini, "kejahatan" itu diciptakan. Mulai dari pembelian "lampu kristal" ( maksudnya Shabu ), obat2an ekstasi sampai yg terakhir, ku dapati alat hisap shabu "Bong" di meja kerjaku pagi hari!! Aku smpat deg deg an waktu itu, krn ternyata yg selama ini hanya ku tau dari media , ternyata ada didepan mataku. Dan dengan entengnya sang pemilik segera menyuruh anak buahnya utk mengambil dan menyimpannya kembali di kantor, karena dia tahu semua staffnya apalagi security ( Profost, Kopassus, Paspampres ) tidak akan mempermasalahkan hal itu. OMG.....aku sdh msk dalam lingkaran kehidupan maksiat!!

Tidak cukup sampai disitu, selang beberapa bulan kemudian, si pemilik terlibat dalam kasus "Korupsi tingkat tinggi", melibatkan sejumlah orang penting negara, yg pada akhirnya membuat kami team Management harus bersiap2 bila dimintai keterangan oleh pihak berwajib, walaupun secara prosedural cafe ini tidak terlibat sama sekali. Dan sebagai orang keuangan, pastilah aku juga akan dilibatkan dalam hal ini. Benar saja, tidak lama setelah itu, semua bukti transaksi/data/dokumen dan komputer ku pun segera diambil oleh Bos ku itu ( spt nya dia ingin menghilangkan barang bukti!! ), dan ini tentunya secara tidak langsung mematikan pekerjaanku ( alat kerja ditarik ). Sejak saat itu, hati & perasaanku selalu tidak tenang, aku sering ribut dengan suamiku karena hal2 sepele, penghasilanku habis tak tentu arah, hutangku bertumpuk dimana2, kehidupan iman ku pun jauh dari konsisten kpd Yesus. Krisis keuangan di perusahaan semakin terasa, gajian mulai terlambat, tidak ada arah yg jelas bagaimana income akan diperoleh kembali, tidak ada arahan dari Pemilik untuk segera menaikkan kinerja team Sales sehingga bisa menambah pemasukan bagi perusahaan.

Pada akhirnya, kami team Management diminta mengundurkan diri tanpa mendapatkan penghargaa apapun ( uang jasa atau semacamnya ) dengan alasan kontrak tidak diperpanjang. Duhhh inilah pukulan sangat keras di kepalaku yg akhirnya kurasakan juga!! Kami keluar dari perusahaan itu dengan tangan kosong, gaji dibayar sebagian, dijanjikan akan segera dilunasi bila dana cukup ( pd akhirnya aku merelakan sebagian gajiku tidak dibayar, setelah beberapa kali kami menagih pada Direksi, hitung2 buang sial!! ).

Selama lebih kurang 1 tahun aku di rumah tanpa kegiatan berarti, setiap hari aku lebih banyak menangis : menyesal, marah, kecewa, dendam, sedih, semua jadi satu. Berat badanku turun drastis, wajahku sangat tidak bersinar, perasaanku selalu sensitif. Sedikit demi sedikit aku mulai merelakan dan menerima keadaan ini, aku mulai terlibat dlm kegiatan rohani di Gereja, sebagai pembaca firman awalnya, disusul dengan solis koor, disamping aku terus berusaha mendekatkan diri pd pengasuhan anak2 secara langsung dengan menjadi "ojeg pribadi" mereka.
Setelah aku mulai bisa menata diriku kembali, datanglah tawaran pekerjaan unutkku, dan mulai dari situlah aku terus berusaha untuk tetap dekat pada Tuhan Yesus, menyempatkan diri terlibat dlm setiap kegiatan Gereja.

Puji Tuhan, sekarang aku bisa bangkit lagi dan tetap tegak berdiri, berjalan maju menjalani kehidupan ini, karena aku percaya, Yesus tidak pernah meninggalkan aku tergeletak, Yesus selalu menggendongku kemana saja Dia mau asal aku berpasrah padaNya.
Saat inipun, kami sekeluarga merasa lebih nyaman hidup sederhana dan tidak "ngoyo". Terima kasih Yesusku, Engkau penyelamat kami!!! 

Bekerja Di Lingkungan Maksiat 4.5 5 Unknown Wednesday, March 6, 2013 Ini kisah nyataku, berawal dari tahun 1994 semenjak kepindahanku ditempat kerja yg baru, yg awalnya kurang lebih sama bidang industrinya d...


No comments:

Post a Comment

J-Theme