Seberapa sering kita mengucap terima kasih kepada Tuhan akan apa yang Tuhan telah perbuat dalam hidup kita?
Kita sering terlalu sibuk menerima berkat-berkat Tuhan sehingga lupa mengucapkan terima kasih atas apa yang kita telah terima dari padaNya. Ketika kita berada dalam kesulitan dan kesusahan kita datang kepada Tuhan dan berdoa memohon kelepasan dari semua beban yang menindih kita. Namun apakah kita pernah mengucap terima kasih sesudah kita terlepas dari semua beban berat tersebut?
Dalam kehidupan kita yang serba padat dan terburu-buru setiap hari, kita sering jarang memiliki waktu yang cukup untuk Tuhan atau bahkan mengucap syukur kepadaNya. Kadang doa-doa kita begitu terburu-buru, hambar dan tak ada rasa cinta kepada Tuhan. Doa-doa kita sering hanya merupakan suatu kebiasaan dari pada suatu pemujaan dan sembahan bagi Tuhan.
Waktu bersama Tuhan merupakan kesempatan istemewa bagi kita. Bayangkan anda mendapatkan kesempatan istimewa untuk bertemu dengan seorang Pemimpin yang sangat agung dan berkuasa. Ia mau meluangkan waktu untuk menerima anda dan mendengarkan curahan hati anda. Adakah pemimpin seperti itu di dunia ini? Tak ada yang seperti itu. Namun Tuhan menyediakan waktu bagi kita untuk datang kepadaNya dan menerima curahan hati kita. Ia bahkan akan memberkati kita dengan segala kelimpahan yang kita perlukan untuk hidup ini.
Dalam Kejadian 35:3, Yakub berkata kepada seisi rumahnya: “Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."
Yakub mengambil waktu khusus dari semua kesibukan rutinnya dan membuat mezbah bagi Allah bukan untuk memohon sesuatu dari padaNya, tetapi ia ingin mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menjawab permohonan doanya ketika ia berada dalam kesesakannya. Yakub berhenti dari kesibukannya, dan mengambil waktu khusus untuk mengucap syukur, berterima kasih, dan menyembah Tuhan atas segala kebaikan Tuhan kepadanya.
Ketika kita tahu berterima kasih atas kebaikan Tuhan di masa lalu, maka hal tersebut akan menguatkan iman kita untuk menghadapi masa depan. Ada Tuhan di masa lalu kita, dan akan terus ada Tuhan di masa depan kita. Tuhan tidak berubah di waktu lalu, saat ini dan akan datang. Ketika kita membuat mezbah penyembahan bagi Tuhan atas kebaikanNya di masa lalu, kita membuat tugu-tugu peringatan yang akan mengingatkan kita maupun anak-anak serta saudara-saudara kita akan kasih dan penyertaan Tuhan pada kita dan bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita apapun yang akan kita hadapi di masa depan. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Itulah arti penyembahan kita. Tugu peringatan akan kasih dan penyertaan Tuhan kepada kita.
Sangat penting mengambil waktu khusus bagi Tuhan dan mendirikan tanda peringatan akan setiap kasih dan penyertaan Tuhan yang telah terjadi dalam hidup kita agar tugu atau tanda peringatan itu memberikan kekuatan iman di masa depan ketika kita harus menghadapi pergumulan hidup yang lebih berat. Tuhan menyertai anda kemanapun anda berjalan. Amin.
Tetap Cinta Yesus - Herlin Pirena
Kumau cinta Yesus selamanya,
Kumau cinta Yesus selamanya
Meskipun badai silih berganti dalam hidupku,
Ku tetap cinta Yesus selamanya
Ref
Ya Abba, Bapa, Ini aku anakMu
Layakkanlah seluruh hidupku
Ya Abba, Bapa, Ini aku anakMu
Pakailah sesuai dengan rencanaMU