Diterbitkan pertama kali oleh CHRIST FOR THE
NATIONS, INC., Dallas, Texas
Dicetak ulang tahun 1976
Diterbitkan kembali tahun 2004
Pendahuluan
Oleh
Gordon Lindsay
Saya mengenal
Thomas Welch dalam bagian terbesar di kehidupannya. Faktanya, saya bertemu dia
setelah mujizat yang mengagumkan terjadi dimana dia hidup kembali setelah dia dinyatakan
mati selama satu jam. Bagi beberapa orang, kesaksian Tom adalah luar biasa,
tapi sesungguhnya dokumentasinyalah yang luar biasa.
Salah seorang
insinyur yang mengoperasikan mesin menyaksikan Tom jatuh dari ketinggian 55
kaki, seketika itu ia membunyikan alarm. Penggilingan besar seketika itu
dihentikan dan mungkin sekitar kurang lebih 75 orang pria dikerahkan untuk
mencari tubuh Tom, yang terbaring dalam danau yang keruh. Hampir satu jam lewat
sebelum mereka dapat menemukan tubuhnya dan membawanya tanpa nyawa dalam kantor
penggilingan itu. Mereka menyaksikan Ny Brocke memanjatkan doa belas kasihan
dan menangis kepada Tuhan untuk menghidupkan Tom kembali, dan setelah ia
berdoa, terlihat gerakan di kelopak mata Tom. Masih dalam terheran-heran,
ketika mereka melihat Tom kembali bekerja pada hari Sabtu, enam hari kemudian.
Lalu pada hari Minggu malam berikutnya, mereka mendengar kesaksian luar biasa Tom
dalam sebuah sekolah rumah kecil (saya juga berada disana). Sama luarbiasanya
ketika mujizat instan terjadi di rumah sakit pada hari Jumat ketika
tulang-tulang yang hancur tiba-tiba menyatu kembali.
Sesuai kesaksian
Tom, dia menjadi seorang kafir ketika membaca buku-buku dalam perpustakaan
pamannya, dimana terdapat karya Voltair, Thomas Paine dan Robert G Ingersoll.
Pengalamannya di
“dunia bawah” menunjukkan kepalsuan filosofi dari pengacara terkenal mengenai
doktrin dan kekafiran. Dalam waktu yang singkat disana, dia melihat bahwa roh
manusia ada setelah kematian dan mereka yang menolak Kristus harus masuk ke
dalam Neraka.
Tidak berapa lama
setelah pengalaman ini, saya diubahkan di dalam gereja yang sama, yang di
gembala sidangi oleh Dr John G Lake di Portland. Tom menepati janjinya kepada
Tuhan ketika dia berada di tempat tidur rumah sakit dimana dia secara ajaib
disembuhkan. Setahun kemudian, dia dan saya dan L.D Hall meninggalkan Portland
untuk mengabarkan Injil.
Mujizat Luar Biasa Oregon
oleh
THOMAS WELCH
Daftar Isi
BAB I
Mujizat Luar Biasa Oregon 7
BAB II
Kembali Bekerja di Hari
Sabtu 13
BAB III
Satu Hari Yang Tak
Terlupakan 15
BAB IV
Apa Yang Kulihat Selama Aku
Mati 19
BAB I
Mujizat Luar Biasa Oregon
Kesaksian yang akan anda
baca adalah nyata dan sedetail-detailnya. Hanya Tuhan yang tahu mengapa ini terjadi kepada saya dan
mengapa saya dipilih untuk menjadi saksi dari belas kasihan dan kasih Yesus
Kristus di abad ke 20 ini. Saya berhutang budi yang sebesar-besarnya untuk atas
apa yang telah Dia lakukan kepada saya dan itu mengapa keinginan saya
satu-satunya sekarang ini adalah untuk percaya dan menjadi kudus bagi Dia.
Saya menemukan kepuasan
terdalam hidup dalam Kristus dan menjadi saksi bagi penyelamatanNya dan kuasa
kesembuhanNya. Sebagaimana Ibrani 13:5-8 menyatakan: “Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali
tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau." Jadi dengan berani kita mengatakan Tuhan adalah Penolongku dan
aku tidak takut dengan apa yang manusia lakukan terhadapku. Yesus Kristus tetap
sama, kemarin, hari ini dan selama-lamanya.
Saya lahir dan dibesarkan di
Alberta selatan, Kanada dan anak tertua dari empat bersaudara. Ayah saya
meninggal dunia dan dimakamkan pada waktu ulang tahun saya yang kesebelas.
Empat bulan kemudian, ibu saya meninggal dan kami menjadi yatim piatu, untuk
dirawat oleh orang lain. Kematian adalah mutlak terjadi. Kematian mengambil
seseorang yang kami butuhkan dan memisahkan kami dari orang-orang yang kami
sayangi, dan yang tertinggal hanyalah kenangan. Rumah kami tadinya adalah rumah
yang berbahagia. Tidak perduli seberapa baiknya orang lain, tidak ada orang
yang dapat menggantikan ayah dan ibu kami, terlebih ketika kamu cukup umur
untuk mengingat semua tentang mereka yang pasti akan berbeda dari setiap orang
lainnya. Saya tidak ingat, kalau orangtua saya pernah berkelahi. Jika mereka
berkelahi, mereka tidak akan melakukannya didepan kami. Saya yakin mereka
saling mencintai dan saya juga tau mereka mencintai kami anak-anaknya.
Ayah ibu saya, kakek saya
adalah seorang guru sekolah dan pendeta Lutheran di sebuah sekolah tua tempat
menunggang kuda. Semuanya adalah pelopor dalam arti yang sebenarnya. Sebagai
anak-anak, kami mengerti bahwa kata kepatuhan
sangat berarti. Konfirmasi dalam Gereja Lutheran kami terima sebagai inti
pelajaran kami.
Sewaktu kematian ibu, saya
pindah untuk tinggal bersama dengan kakaknya, Paman Sam dan Bibi Julia. Bibi
Julia seorang yang baik dan memperlakukan saya seperti anaknya sendiri. Saya
selalu bersyukur kepada mereka berdua atas kebaikan dan kasih mereka kepada
saya.
Sebagaimana hidup berjalan,
segala sesuatu berubah. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Dalam ulang
tahun saya yang ke delapan belas, seorang teman dekat dan tetangga, Fin Brocke
dan istrinya meninggalkan Kanada dan pindah ke Portland, Oregon. Ny Brocke
sering sakit-sakitan dan mereka berharap perubahan ini dapat membantunya dalam
kesehatannya.
Seiring waktu berjalan, kami
mendengar keluarga ini menjadi keluarga yang religius dan pergi ke gereja
setiap malam, dimana Ny Brocke disembuhkan oleh seorang pendoa dan banyak lagi
yang sukar untuk dapat dipercaya, karena saya mengenal mereka.
Ketika masa panen telah
selesai, teman saya dan saya memutuskan untuk datang ke Portland dan melihat
sendiri apa gerangan yang terjadi. Sebenarnya pada titik ini, Tuhan sudah
menuntun langkahku. Tapi karena beberapa alasan, singkatnya, saya mengeraskan
hati dan mengkritik segala sesuatu yang berhubungan dengan keagamaan.
Alkitab mengatakan “Allah
adalah kasih”. Saya tahu ini adalah benar, dan sangat mungkin, tidak ada
kepintaran manusia dapat memahami kebesaran kasih Allah sampai kita hidup di
dalamNya di kekekalan. Pada titik ini kehidupan saya diubahkan kearah sesuatu
yang selama ini saya coba hindari. Saya dan teman saya meninggalkan Kanada ke
Oregon untuk melihat dengan mata kepala sendiri dan pada tanggal 24 November
1923, kami tiba di rumah Brocke di Portland.
Kami melihat apa yang kami dengar
adalah benar adanya. Mereka mengatakan bahwa mereka menerima Kristus sebagai
Juruselamat dan keadaan Ny Brocke sekarang adalah karena doa dan iman. Mereka
benar-benar berubah!
Saya mendengarkan cerita
mereka dan terkagum-kagum. Saya seringkali pergi ke Gereja bersama mereka. Saya
menyukai pendetanya, Pdt. John G Lake. Dia seorang pengkhotbah yang
menakjubkan, bekas penginjil di Afrika Selatan dan seorang pengelana dunia,
yang berkhotbah tentang sebuah pesan kasih dan kuasa untuk menyembuhkan dan pengampunan
akan dosa, pembebasan atas keterikatan dan kesembuhan sakit penyakit bagi
setiap orang percaya. Saya menyukai apa yang saya dengar dan bersuka cita atas
apa yang terjadi dalam kehidupan keluarga Brocke, tapi tidak ada satupun dari
dalam saya yang meresponi atas apa yang saya lihat dan dengar. Saya mati
didalam bagi Roh. Beberapa pengaruh di masa remaja saya telah mengeraskan hati
dan pikiran saya. Saya sampai kepada sebuah kesimpulan mengenai Tuhan dan
Alkitab, doktrin Lutheran mengenai baptisan anak-anak dst, sehingga saya rasa
kalau Tuhan itu ada maka saya bisa sebaik Dia.
Injil yang dikhotbahkan Dr
Lake indah dan benar, tapi saya tidak percaya kalau berita injil itu untuk
saya. Pengaruh masa lalu saya terlalu kuat untuk diindahkan, walaupun saya mencoba
untuk percaya.
Saya tinggal bersama
keluarga Brocke selama musim dingin. Dia adalah kepala insinyur di Perusahaan
Bridl Veil Lumber di Gunung Larch, tiga puluh mil timur Portland. Itu merupakan
sebuah perusahaan tempat gergaji besar
uap untuk pemotongan dan penyimpanan kayu, yang memperkerjakan lebih dari 150
orang di berbagai bidang. Keluarga Brocke memiliki tempat tinggal di Portland
dan tempat di situ
Tanggal 1 Juli 1924, saya
mendapatkan pekerjaan sebagai seorang insinyur pembantu dengan Ny Brocke.
Kejadian yang saya ingin ceritakan terjadi di hari Senin, di hari saya mulai
bekerja di tempat penggilingan, jam setengah dua siang. Kami sedang memotong
“Jap Squares”, yang dibawa turun melalui sungai dari gunung di sungai Kolumbia
di kota Bridal Veil. Aliran sungai yang menyediakan air mempunyai sebuah
bendungan diseberangnya sehingga dapat menyediakan air untuk pemanas, kolam
penampungan kayu dan saluran air untuk membawa kayu-kayu tersebut ke Bridal
Veil, 4 mil di bawah gunung.
Jembatan diatas bendungan ini tingginya 55 kaki dari
atas air. Saya pergi ke jembatan untuk merapikan gelondongan kayu yang
bersilangan dan tidak bergerak sama sekali. Tiba-tiba, saya terjatuh dari
jembatan dan jatuh berguling-guling diantara gelondongan kayu dan jatuh ke dalam
danau yang dalamnya 10 kaki. Seorang insinyur yang sedang duduk dalam lokomotif
yang sedang membongkar gelondongan kayu melihat saya terjatuh. Saya jatuh
mendarat di kepala terlebih dahulu di balok pertama 30 kaki kebawah dan
terguling-guling dari balok yang satu kelainnya sampai saya terjatuh ke dalam
air dan menghilang dari pandangannya.
Ada sekitar 70 orang pria yang sedang bekerja saat
itu. Pengilingan dihentikan dan setiap orang dipanggil untuk mencari tubuh
saya, berdasarkan kesaksian mereka. Pencarian berlangsung selama empat puluh
menit sampai satu jam, ketika akhirnya saya ditemukan oleh M. J. H. Gunderson,
yang mengaminkan cerita ini.
Ini berhubungan dengan pengalaman saya dengan
kematian, segala sesuatu dapat saya lihat dan dengar dan lakukan selama waktu
para pria ini mencari tubuh saya di kolam.
Saya mengalami kematian di dunia ini. Tapi saya hidup
di dunia yang lain. Tidak ada waktu yang hilang. Saya belajar lebih banyak
belajar pada jam saya berada diluar tubuh daripada didalam tubuh saya. Yang
saya ingat hanyalah terjatuh dari pinggir jembatan. Insinyur lokomotif
menyaksikan saya terjatuh masuk ke dalam air.
Yang saya tahu selanjutnya, saya berada di pinggir
lautan api yang luas. Tampak kepada saya, seperti yang telah dikatakan oleh Alkitab
dalam Wahyu 21:8 “lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” Ini
merupakan penglihatan yang menakjubkan yang dapat dilihat oleh seseorang
mengenai penghakiman terakhir,
Saya dapat mengingat lebih jelas dari segala sesuatu
yang terlah terjadi dalam kehidupan saya, setiap detail dari setiap kejadian,
apa yang saya lihat dan apa yang terjadi selama jam saya pergi dari dunia ini.
Saya berdiri agak jauh dari api biru yang bergolak dan berputar. Sejauh mata
saya melihat segalanya sama. Lautan api dan belerang. Tidak ada seorangpun
didalamnya. Saya juga tidak berada didalamnya. Saya melihat orang lain yang
telah meninggal sewaktu saya berumur tigabelas tahun. Satu lagi adalah paman
saya yang meninggal karena sakit paru-paru ketika saya berumur tigabelas tahun.
Yang lainnya seorang anak laki-laki teman sekolah saya yang meninggal karena
kanker rahang yang dimulai dari sebuah gigi yang terinfeksi ketika dia masih
anak-anak. Dia lebih tua dua tahun dari saya. Kami masih saling mengenali,
walaupun kami tidak berbicara. Mereka juga, mereka hanya melihat dan kelihatan
kebingungan dan berpikir, karena mereka tidak percaya apa yang mereka lihat.
Ekspresi mereka terlihat bingung.
Pemandangan ini sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Tidak kata yang tepat untuk menggambarkannya kecuali kami adalah saksi mata
sekarang dari penghakiman terakhir. Tidak ada jalan keluar, sama sekali tidak
ada, Ini adalah sebuah penjara tanpa ada orang yang dapat kabur tanpa campur
tangan Tuhan. Saya berkata kepada diri saya dengan suara yang terdengar. “Jika
saya tahu akan hal ini, saya akan melakukan apa saja yang dibutuhkan agar saya
terbebas dari tempat semacam ini.” Tapi saya tidak tahu.
Sebagaimana pemikiran-pemikiran ini berpacu dalam
pikiran saya, saya melihat seorang pria datang dari arah depan kami. Saya
langsung dapat mengenali siapa Dia. Dia memiliki wajah yang kuat, lemah lembut
dan penuh belas kasihan. Penguasa segalanya. Dia adalah Yesus.
Sebuah harapan besar muncul dan saya tahu jawaban dari
persoalan saya adalah Pribadi yang agung dan luar biasa ini. Dia datang
disamping saya di dalam penjara jiwa yang terhilang dan terikat ini. Saya tidak
melakukan apa-apa untuk menarik perhatianNya. Saya kemudian berkata kepada diri
saya sendiri,”Jika saja Dia melihat kepada jalan-jalan saya, Dia dapat
menyelamatkan saya dari tempat ini karena Dia tahu bahwa saya tidak mengerti
ada tempat seperti ini. Dia tahu apa yang harus dilakukan.” Dia melewati saya
dan kelihatannya Dia tidak melihat saya, tapi sebelum Dia hilang dari
pandangan, Dia menengokkan kepalaNya dan melihat langsung kepada saya. Cukup
sudah. TatapanNya lebih dari cukup.
Dalam beberapa detik, saya sudah kembali ke tubuh
saya. Seperti masuk dari sebuah pintu rumah, Saya dapat mendengar keluarga
Brocke berdoa pada menit-menit sebelum saya dapat membuka mata saya atau
mengatakan sesuatu. Saya dapat mendengar dan mengerti apa yang terjadi.
Tiba-tiba kehidupan datang dalam tubuh saya dan saya membuka mata saya dan
berbicara kepada mereka.
Lebih mudah untuk berbicara atau menggambarkan sesuatu
yang telah anda lihat. Saya tau ada lautan api, karena saya telah melihatnya.
Saya tahu Yesus Kristus hidup selamanya. Saya telah melihat Dia. Alkitab
mengatakan dalam Wahyu 1:9-11 “ Saya, Yohanes.. dikuasai Roh pada Hari Tuhan,
dan aku mendengar dibelakangku suara yang nyaring, seperti suara sangkakala,
berkata, Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, dan apa yang engkau
lihat tuliskanlah dalam sebuah kitab.”
Dari segala sesuatunya Yohanes melihat penghakiman,
dan dia gambarkan dalam Wahyu 20 sebagaimana dia melihatnya. Dalam ayat 10 dia
mengatakan:”dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api
dan belerang.” Dan sekali lagi dalam Wahyu 21:8, Yohanes mengatakan dia melihat
“lautan api dan belerang.” Inilah lautan api yang saya lihat, dan saya yakin
akan satu hal, bahwa di akhir jaman semua hal yang buruk dalam alam semesta ini
akan dilempar kedalam lautan api ini dan selamanya dilenyapkan.
Saya mengucap syukur kepada Tuhan bagi setiap orang
yang berdoa. Saya mendengar Ny. Brocke berdoa bagi saya. Dia berkata,”Oh Tuhan,
jangan ambil Tom; dia belum diselamatkan.” Sehingga akhirnya saya membuka mata
saya dan berkata, “Apa yang terjadi?” Saya tidak kehilangan waktu; saya pergi
ke suatu tempat dan saya kembali. Segera setelah itu, ambulan datang dan saya
dibawa ke Rumah Sakit Good Samaritan di Portland.
Saya tiba di rumah sakit sebelum jam enam sore,
langsung dioperasi dan batok kepala saya dijahit dengan banyak jahitan.
Kemudian saya tiba di bagian rawat khusus. Tidak banyak yang dokter dapat
lakukan, hanya menunggu. Saya tidak merasakan sakit dan pikiran saya sangat
tenang. Perawat khusus ditugaskan untuk menemani saya. Disitu saya terbaring
sampai hari Jumat jam 11:30 am
Selama empat hari dan empat malam, saya tetap
berkomunikasi dengan Roh Kudus. Saya mengkaji kembali kehidupan saya yang lama
dan segala sesuatu yang telah saya lihat, seperti lautan api, Yesus mendatangi
saya disana, melihat paman saya dan teman sekolah saya dan hidup kembali.
Hadirat Roh Tuhan turun atas saya terus menerus dan sering kali saya berbicara
dengan keras kepada Tuhan. Roh Kudus membantu meluruskan filosofi saya yang
salah sampai saya mengerti apa yang terjadi pada saya. Dia menunjukkan
bagaimana saya hidup salah di masa lalu, dan membantu saya menyatukannya
sehingga masuk akal bagi saya dan mengerti mengapa semua ini terjadi kepada
saya. Lalu saya mulai bertanya kepada Tuhan, apa yang Dia inginkan dalam hidup
saya, apa kehendakNya.
Hari Jumat pagi, tubuh hancur saya sangat kaku dan
saya tidak dapat menggerakannya sama sekali. Dan sekitar jam sembilan,
panggilan Tuhan datang. Suara ROH sangatlah nyata. Dia berkata kepada saya,”Aku
ingin engkau memberitahukan dunia apa yang engkau lihat dan bagaimana engkau
dapat hidup kembali.” Ini adalah keputusan yang berat bagi saya. Saya tidak
tahu apa-apa soal ini. Bagaimana saya dapat melakukannya? Saya terbaring di
rumah sakit dan hampir tidak dapat mengerakkan tangan kanan saya.
Peristiwa terpenting dalam kehidupan saya telah
datang. Saya tidak akan lupa saat-saat mengambil keputusan. Jam 11:30 am,
sayapun mengambil keputusan. Saya tidak ragu-ragu. Saya minta perawat untuk
meninggalkan saya, tapi dia agak ragu, tentu saja, karena dia tau saya tidak
bisa berbuat apa-apa, tapi akhirnya diapun pergi.
Lalu saya berbicara dengan keras di Hadirat Tuhan dan
berkata,”Tuhan, kalau ini kehendakMu, saya akan melakukan yang terbaik, tapi
saya tidak bisa kalau harus berbaring disini. Engkau harus mengeluarkan saya
dari sini.”
Tidak kedengaran seperti sebuah doa, tapi saya
berbicara kepada Tuhan dan membuat keputusan yang sungguh-sungguh. Tiba-tiba
rasa hangat, perasaan luar biasa seperti angin sepoi-sepoi yang lembut mengalir
dari atas kepala saya dimana saya terluka demikian parah dan turun keseluruh
tubuh dan ke kaki saya. Saya disembuhkan saat itu dari kepala sampai kaki. Saya
langsung berpakaian dengan baju yang ditinggalkan di kamar saya dari minggu
lalu, lalu meninggalkan kamar dan terburu-buru menuruni tangga dan sampai ke
jalan dalam waktu 6 menit. Si perawat sampai tidak sempat membunyikan alarm.
Saya khawatir jika seseorang melihat saya dan mencoba
untuk membawa saya kembali ke rumah sakit, karena kepala saya masih diperban
dan saya terlihat menakutkan bagi orang lain, Tapi Tuhan bersama saya. Seorang
teman dekat saya, Pete Burness, punya toko lukisan dekat rumah sakit. Saya
pernah kesana, jadi saya tahu letaknya, lalu saya cepat pergi kesana. Pete
adalah seorang prajurit sewaktu Perang Dunia I. Dia telah belajar berdoa
didalam parit. Dia dulu adalah Angkatan bersenjata Kanada dibawah komando
Inggris dan telah mendapat penghargaan tertinggi untuk keberaniannya. Yang dia
katakan hanya,”Hmm, Saya lihat kamu sudah keluar.” “Ketenangannya” sangat
membantu saya. Setelah berbicara dia memberi saya kunci mobilnya dan
berkata,”Pergilah ke rumah saya, saya akan naik transportasi umum hari ini.
Kamu tidak dapat membayangkan seperti apa kamu saat ini.”
Saya pergi ke rumahnya. Terjadi kegemparan di rumah
Pete ketika saya tiba. Ada beberapa orang disana, dan tentu saja mereka tidak
dapat mempercayai apa yang mereka lihat ketika saya datang. Akan tetapi,
situasi segera menjadi tenang, saya pergi ke kamar Pete untuk melihat seperti
apakah saya. Rambut saya dipotong diatasnya dan ada jahitan dimana-mana. Saya
melepaskan perbannya dan mencoba menyisir rambut yang tersisa. Sisirnya
tersangkut dijahitan dan mulai berdarah. Saya mendengar suatu suara yang
berkata,”Kamu tidak sembuh”. Imanku masih diuji. Saya berdiri disana selama
beberapa menit melihat diri saya dan saya melihat pisau cukur Pete disana. Saya
ambil pisau itu dan memotong setiap jahitan. Tidak ada darah lagi. Saya sudah
benar-benar disembuhkan dan itu membuktikan kepada saya.
Saya belajar untuk tetap berpikiran positif sehingga
anda dapat berdiri melawan segala masukan negatif yang mencoba melemahkan iman
anda pada saat-saat seperti itu. Seringkali pikiran kita mencuri kemenangan
supernatural kita. Percayalah kepada Tuhan dan bertindaklah baik anda mengerti
atau tidak mengerti.
Setelah membersihkan diri, saya pergi ke pusat kota
dan melihat dokter yang merawat saya, Dr Brewer. Ketika saya datang ke dalam
kantornya dan diapun terlihat sangat terkejut dan berkata,”Apa yang anda
lakukan disini?” saya tidak menjawab karena saya juga tidak yakin juga.
Kemudian dia bertanya lagi,”Apa anda baik-baik saja? Bagaimana anda bisa keluar
dari rumah sakit?” Jawab saya,”Dokter, saya melarikan diri, mungkin mereka
belum tahu kalau saya sudah pergi” Kata dia,”Coba ceritakan kepada saya apa
yang terjadi.”
Kata saya,”Dokter, Tuhan sudah menyembuhkan saya dan
saya baik-baik saja sekarang.” Dia mendekat dan mendorong tulang iga saya yang
tadinya patah dan bertanya,” Sakit?” Jawab saya,”Tidak”. Tidak ada rasa sakit.
Kata dia, “Tuhan pasti sudah menyembuhkan anda. Sebab kami tidak bisa. Ini baru
empat hari dan biasanya butuh waktu enam minggu sampai dua bulan untuk tulang
yang patah untuk sembuh kembali.” Kemudian dia bertanya lagi,”Siapa yang
mencabut jahitan di kepala anda?”, kataku,”Saya sendiri”. Saya ceritakan apa
bagaimana saya melakukannya.
Saya menceritakan kepadanya bagaimana Tuhan berperkara
bagi saya, bagaimana Dia memanggil saya untuk pergi dan bersaksi kepada dunia. Saya
kuatir, apabila seseorang bertanya siapa dokter saya dan bertanya-tanya apa
yang dokter itu katakan mengenai kesembuhan ini. Lalu saya bertanya
kepadanya,”Apa yang akan anda katakan mengenai saya?” Dia hanya menjawab,”Jika
anda berkata Tuhanlah yang menyembuhkan anda, pastilah Tuhan yang menyembuhkan
anda karena saya tahu kami tidak bisa. Ini baru empat hari.” Saya tidak pernah
tahu berapa orang yang pergi menanyakan kepada Dr Brewer akan hal ini, tapi
tidak ada seorangpun yang menyangkal kesaksian saya.
BAB II
Kembali Bekerja Di Hari Sabtu
Jumat bukanlah haru yang buruk bagi saya. Sabtu pagi
saya telah kembali bekerja di Palmer Mill. Tidak ada seorangpun kelihatannya
ingin bekerja di hari itu. Mereka hanya menonton saya bekerja. Setelah beberapa
jam, saya berkata kepada mereka apakah mereka mau mendengar kesaksian
kesembuhan saya, kita dapat bertemu di sekolah tua tempat belajar mengendarai
kuda pada hari minggu malam dan saya akan menceritakan apa yang telah saya
lihat dan bagaimana saya menjadi sembuh. Ini menggembirakan para pekerja
lainnya, jadi tersiarlah kabar dan kami akan bertemu Minggu malam pukul
delapan.
Minggu malam, semakin saya mendekat sekolah itu, tidak
berapa jauh dari tempat saya terjatuh, saya melihat kerumunan massa yang besar.
Suasana hampir gelap. Saya panik dan hampir lari, tetapi sekali lagi Tuhan
menguatkan saya, Kebanyakan dari mereka tidak mengenal saya sewaktu saya maju
kedepan dari kumpulan massa itu. Tn Brocke bernyanyi dan berdoa. Waktu bagi
saya telah tiba.
Saya gugup dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan
selanjutnya. Sewaktu berdiri disana dan saya merasakan pertama kali dalam hidup
saya urapan Roh Kudus untuk bersaksi. Urapan ini melingkupi saya seperti awan.
Ini adalah urapan yang sama yang membuat saya bisa keluar dari Rumah Sakit Good
Samaritan. Urapan yang sama yang membantu saya untuk mengerti kehendak Tuhan
untuk pergi dan bersaksi atas apa yang telah saya lihat dan memperingati mereka
akan penghakiman yang akan datang dan memberitahu mereka kasih Tuhan bagi
manusia,
Setelah tujuh hari dari apa yang terjadi. Ini adalah
pertama kalinya saya berdiri dihadapan masyarakat, Saya berdiri di belakang
meja guru, Suasana sekitar seperti tersengat listrik, dan saya mulai bersaksi
mengenai Hadirat Tuhan memenuhi saya dan bagaimana Roh Kudus memenuhi saya
dengan FirmanNya.
Saya bersaksi kepada mereka atas apa yang telah Tuhan
lakukan, apa yang telah saya lihat waktu itu kepada orang-orang yang sama yang
mencari tubuh saya di danau. Saya tidak tahu mengenai isi Alkitab, tapi Roh
Kudus mengilhami saya mengenai bab kedua dan ketiga Nubuatan Nehemia. Pada
malam itu, dengan bantuan isi Alkitab, kami dapat mengerti apa yang Roh katakan
mengenai hari persiapanNya. Pada waktu itu saya tidak tahu apa yang saya
katakan ada didalam Alkitab sampai Tn Brocke mencarinya dalam Alkitab dan
ternyata memang ada tertulis demikian. Tentu saja itu merupakan tanda bagi saya
untuk lebih lebih lagi dalam pelayanan saya.
Saya ingin menekankan disini mengenai Baptisan Roh
Kudus sangat penting bagi setiap orang dalam persiapan pelayanan. Tanpa Dia
kita tidak dapat melakukan apa-apa. Dengan Dia, kita dapat melakukan apa saja.
Roh Kuduslah yang meyakinkan dunia akan:
Yang pertama dosa; kemudian akan kebenaran dan
penghakiman
Yohanes 16:9-11. “... akan dosa, karena
mereka tetap tidak percaya kepada-Ku, akan kebenaran, karena Aku pergi kepada
Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini
telah dihukum.
Untuk lebih efektif dalam membawa pesan keselamatan
dan kelepasan atas dunia yang hilang, seseorang harus dipenuhi Roh Kudus.
Banyak orang bertanya dari waktu ke waktu, kalau saya
masih merasakan sakit kepala atau sakit lainnya yang biasanya mengikuti hasil
dari luka semacam itu, saya tidak pernah sakit kepala dalam hidup saya,
mata dan telinga saya baik-baik saja.
Saya tetap disembuhkan sampai sekarang ini.
Orang yang berperan besar dalam kehidupan saya, tentu
saya Fin dan Mabel Brocke. Mereka beriman dan mempunyai keberanian untuk percaya
kepada Tuhan atas mujizat yang saat itu diperlukan. Mereka bertindak secara
cepat dan merekapun menerima hasilnya dengan cepat pula.
Ada juga Julius H Gunderson, yang menemukan tubuh saya
di kedalaman 10 kaki dibawah air ketika orang lain sudah menyerah. Dia terus
mencari saya. Tuhan juga memberi upah kepada dia, atas imannya. Tn Gunderson,
Fin dan Mabel Brocke menuliskan kesaksian mereka atas apa yang terjadi hari itu
dan kesaksiannya disini adalah kata-kata mereka. Tidak satu patah katapun diubah.
BAB III
Satu Hari Yang Tak Terlupakan
(Oleh Fin dan Mabel Brocke)
Saya pergi ke sisi lembah untuk memetik berry, tapi
hujan. Saya berada beberapa yard dari rumah kami ketika saya melihat suami saya
datang, berjalan cepat dan memanggil saya dan berkata “Mama, Tommy jatuh dan
dia meninggal.”
Masih teringat dalam pikiran saya sampai sekarang, apa
yang saya katakan dan apa yang saya rasakan. Saya bertanya,”Kenapa harus
Tommy?” dan saya mendengar suara berkata. “Demi kemuliaan Tuhan.” Suami saya
berkata,”Saya datang untuk menjemput kamu berdoa.”
Saya pergi bersama dia ke kantor penggilingan. Kami
tidak berbicara tetapi kami berdoa sepanjang jalan. Ketika kami tiba di kantor,
ruangan itu dipenuhi oleh beberapa orang dan mereka membaringkan Tommy terbungkus
dalam selimut di atas meja. Wajahnya dan kepalanya tertutup darah dan tidak ada
detak jantung, tidak ada kehidupan. Kami berada dalam kehadiran kematian. Anda
dapat merasakannya sebagaimana anda dapat melihatnya.
Para pria yang berada disana mengenal suami saya.
Mereka tahu suami saya adalah seorang pendoa dan menjemput saya untuk berdoa.
Mereka menunggu sesuatu terjadi. Saya pindah kesisi meja dan suami saya disisi
lainnya. Alkitab berkata dalam Yakobus 5:14 dan 15: “Kalau ada seorang di
antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka
mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang
lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan
dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.”
Suami saya mengurapi dia dengan minyak sesuai dengan
Firman dan lalu berkata, “Mabel, berdoalah.” Saya meletakan tangan saya di
kepalanya dan satu lagi didadanya. Seorang anak muda yang berdiri dekat saya
mengambil tangan saya dari atas kepala Tommy dan berkata,”Tidakkah kau lihat
kalau disitu dia terluka?” Itu bukanlah doa yang panjang. Kami hanya meminta
belas kasihan Tuhan dan membangkitkan dia. Pertama kami melihat kelopak matanya
bergerak sedikit; kemudian air mata mulai bercucuran dan dia mencoba untuk
bicara. Katanya,”Apa yang terjadi?” Tidak ada yang berkata apapun. Kemudian dia
berkata lagi,”Saya tidak sanggup lagi.” Semakin banyak kehidupan masuk kedalam
dia dan para pria yang berdiri mengelilingi semakin takjub dan bersukacita.
Mereka telah melihat mujizat. Atasan mereka telah menelpon Portland untuk
dikirimkan ambulan segera sesudah Tommy jatuh, dan kami tahu ambulan itu akan
datang segera.
Ketika sampai di rumah sakit, dia langsung di operasi
dan mereka membersihkan luka dikepalanya dan menjahit kulit kepalanya. Tujuh
rusuk sebelah kiri patah, mereka juga memerbannya. Kami menunggu lama sampai
mereka mengeluarkannya dari ruang operasi. Dia tidak berkata apa-apa, jadi kami
bertanya padanya apakah dia merasa kesakitan. Jawabnya,”Tidak”. Mereka membawa
dia ke ruang rawat khusus, dan dia minta kepada perawat sesuatu untuk dimakan,
dan merekapun memberi dia makan sebelum kami tinggalkan dia kembali ke
penggilingan. Suamiku adalah Kepala Insinyur jadi kami harus kembali malam itu.
Saya kembali ke rumah sakit paginya. Para dokter
meminta saya untuk tidak tinggal lebih lama, mereka tidak yakin apakah dia akan
bertahan hidup. Cukup susah mendengar Tommy berbicara karena dia berbicara
sangat pelan. Dia berkata,”Saya punya sesuatu yang akan saya katakan kepada
anda. Anda tahu kalau saya meninggal sebentar, tapi saya berada di suatu tempat
yang mengerikan. Tempat itu menarik saya kedalamnya dan banyak orang lain juga,
tidak ada jalan keluar. Saya melihat paman saya dan teman sekolah saya. Ada
lautan api dan saya merasa saya ditarik kedalamnya. Saya ketakutan, lalu saya
melihat Yesus datang mendekat kepada saya dan saya berkata,”Seandainya saja Dia
melihat saya, Dia akan menyelamatkan saya.”Lalu Yesus melihat kepada saya dan
saya mendengar anda berdoa. Ketika saya membuka mata saya, saya melihat anda.”
Saya harus pergi sesudah itu, tapi setelah itu dia
memberitahu kami apa yang telah dia lihat. Dia berbicara banyak mengenai lautan
api dan orang-orang yang ada didalamnya. Dia bilang, belum ada orang yang masuk
kedalam lautan api itu, tapi mereka seperti tahanan yang menunggu dan tidak ada
jalan keluar.
Selanjutnya saya melihat Tommy di Jumat malam, setelah
bekerja. Kami tidak tahu apa yang terjadi di rumah sakit pagi itu. Ketika kami
pergi ke rumah adik perempuan saya di Portland, kami mendengar bahwa dia tidak
lagi di rumah sakit dan telah disembuhkan secara instan dan telah meninggalkan
rumah sakit sekitar jam 11 pagi itu. Dia berada di rumah sakit selama empat
hari. Lalu dia kembali ke penggilingan malam itu dan kembali bekerja pada hari
Sabtu.
Minggu malam itu dia bersaksi tentang pengalamannya di
sekolah itu. Semua pekerja dan keluarganya hadir pada saat itu. Banyak orang
yang tidak dapat masuk ke dalam gedung, karena gedungnya terlalu kecil. Mereka
telah melihat mujizat. Sekarang mereka ingin mendengarnya. Syukur kepada Tuhan,
karena kami diijinkan untuk menjadi bagian dari hal ajaib yang telah Dia
lakukan. Tommy memegang janjinya dan terus bersaksi akan hal ini dan berkhotbah
tentang iman dan kelepasan sejak saat itu. Berimanlah kepada Tuhan. Dia tidak
pernah gagal pada saat kita percaya.
Thorfin Brocke
Mabel E. Brocke
Ini adalah pernyataan resmi dari Tn J.H. Gunderson,
1703 S.E 16th Avenue, Portland, Oregon:
Saya, J.H Gunderson, berada di Palmer Mill sedang
mencari pekerjaan dan mengunjungi Fin Brocke pada tanggal 1 Juli 1924, ketika
kira-kira jam setengah dua sore Tom terjatuh dan saya menyaksikan mujizat iman
ini terjadi.
Seorang Insinyur Lokomotif yang sedang duduk dalam
lokomotifnya melihat Tom jatuh. Dia lari dari lokomotifnya ke ruangan utama
untuk memberitahu Mr Brocke apa yang terjadi.
Penggilingan langsung ditutup dan Tn Brocke dan saya
dan bersama yang lainnya pergi mencari Tom, tapi dia telah terjatuh ke dalam
air, yang dalamnya 10 kaki. Kami kesulitan mencari dia karena airnya terlalu
keruh dan kami mencarinya dengan menggunakan tongkat panjang. Setelah beberapa
saat, seorang pria memberikan tongkatnya dan saya mulai mencari di dalam air
yang dalam karena saya berpikir dia pasti sudah di dasar. Benar saja, setelah
beberapa lama, saya mengaitkan di bajunya dan menarik tubuhnya cukup dekat
dengan kami untuk mengangkatnya. Dia telah meninggal. Tidak ada kehidupan sama
sekali. Kepalanya hancur dan darah dimana-mana.
Ny Brocke dikabari dan turun ke penggilingan. Ketika
dia melihat Tommy terbaring diam dan meninggal, dia berlutut dan meletakkan
tangannya di kepala Tommy. Darah mengalir di jari-jarinya sementara dia
menangis kepada Tuhan untuk memberinya kesempatan dan menyelamatkan jiwa Tom
karena Tom bukan seorang Kristen. Ketika dia menangis dan berdoa, saya melihat
kehidupan kembali ke tubuh Tom dan dia bergerak untuk pertama kalinya dari
sejak kami mengangkatnya dari air. Dia membuka matanya dan bertanya,Äpa yang
terjadi?”
Selama ini saya seringkali mengucap syukur kepada
Tuhan untuk kesempatan yang diberikan dimana saya dapat melihat seorang mati
dihidupkan kembali karena jawaban doa. Saya berdiri di dekat kolam itu paling
tidak tiga puluh menit sementara orang lain mencari tubuhnya. Saya menunggu ada
gelembung udara atau tanda bahwa dia masih hidup. Dan saya tidak melihatnya.
Tidak ada air dalam paru-parunya. Dia tidak bernapas sewaktu jatuh ke dalam
air. Salah seorang yang mencari sudah menyerah dan memberikan tongkat
pencarinya kepada saya. Saya dorong tongkat itu dalam-dalam dan
menyangkutkannya dibaju Tom. Dia pasti sudah hampir ke dasar. Kurang lebih
empat puluh lima menit sampai satu jam dari saat dia jatuh sampai Ny Brocke
berdoa baginya.
Kesaksian ini dibuat dengan sebenarnya karena saya
menyaksikannya. Saya menarik Tom ke permukaan, dan menyaksikan mujizat
kehidupan dipulihkan bagi Tom. Saya bersyukur kepada Tuhan apa yang saya lihat
hari itu, dan saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk berbicara disini. Hal itu mengubah hidup saya. Inilah kebenarannya.
Julius H Gunderson
BAB IV
Apa Yang Kulihat Selama Aku Mati
Banyak orang di jaman ini, terutama para remaja dan
anak muda yang berumur duapuluhan, datang ke pertemuan dan mendengar kesaksian
ini, bertanya pada saya mengenai ayat-ayat Alkitab mengenai lautan api.
Baru-baru ini, sebuah kelompok anak muda berusia tigapuluh limaan bertanya
kepada saya untuk menulis ayat-ayat Injil bagi mereka karena mereka tidak tahu
bagaimana mencarinya. Mereka juga berkata, belum pernah mendengar pendeta atau
penginjil berbicara akan hal ini, dan kebanyakan dari mereka terkejut ketika
tahu bahwa ada tempat seperti yang dibicarakan dalam Alkitab. Mereka sering
mendengar kata Neraka, tapi tidak tahu mengenai Lautan Api.
Kenyataannya saya melihat lautan api dan saya berjanji
kepada Tuhan bahwa saya akan mengatakan apa yang telah saya lihat, saya merasa
siapapun yang membaca kesaksian ini seharusnya juga membaca apa yang Alkitab
katakan mengenai lautan api dan tujuan utamanya dan oleh sebab itu dipersiapkan
dengan ayat Alkitab ini:
Roma 6:23 - Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia
Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”
Dalam Wahyu 1:19, Yohanes menerima perintah dari Yesus
Kristus,” Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi
sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.” Ini adalah masa lalu, masa
sekarang dan masa depan.
Hal yang terpenting disini adalah Yohanes
diperintahkan untuk menulis segala
sesuatu yang telah dia lihat. Mudah menggambarkan sesuatu yang telah anda
lihat. Wahyu 1:2 Yohanes berkata,”… kesaksian yang diberikan oleh Yesus
Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya.”Informasi yang direkam dan
dicatat dalam tulisan sehingga tidak akan dilupakan. Wahyu 1:11 berkata, “Apa yang engkau
lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat
di Asia”
Kita harus ingat bahwa Yohanes berbicara mengenai
hal-hal yang telah dia lihat, dan meninggalkan catatan bagi mereka dan generasi
masa depan.
Dalam kitab Wahyu 19:19,20, Yohanes berkata,” Dan aku melihat
binatang itu… tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi
palsu.. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.” Ini merupakan
penghukuman terakhir bagi keduanya, mereka tidak akan keluar. Mereka disebutkan
setelah masa seribu tahun. Wahyu 20:10,” dan Iblis… dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat
binatang dan nabi palsu itu,”Wahyu 20:3 jelas mengatakan bahwa Setan akan
dipenjarakan dalam “Jurang tak berdasar” selama seribu tahun dan kemudian akan
dilepaskan untuk menipu. Ayat 7 dan 8: “Dan setelah masa seribu tahun itu
berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan
bangsa-bangsa..” ayat 9 menunjukkan bahwa penghakiman akan datang seperti Sodom
di jaman Lot,”… Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka,”
Ayat 10 kemudian mengatakan, “dan Iblis… dilemparkan
ke dalam lautan api dan belerang,
yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu,” Keduanya akan dilemparkan kedalam
lautan api selama seribu tahun tapi
mereka masih ada disini sekarang. Dan akhirnya ayat 10 menyatakan,”… dan
mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”
Kemudian dalam Wahyu 20:11-13, kita lihat tahta putih
penghakiman besar. Ayat 12 dan 13 menyatakan semua orang besar dan kecil yang
pernah hidup berdiri di hadapan Tuhan dan mereka dihakimi,”setiap orang
“menurut perbuatannya” dan ayat 14 dan 15 menyatakan, “Lalu maut dan kerajaan maut itu
dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.”
Juga dalam Wahyu 21:6-8, Yohanes juga menulis
perkataan ini:” Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah
terjadi.”. Perkataan ini adalah harapan besar bagi beberapa orang dan juga
kata-kata yang menakutkan bagi yang lainnya. Sudah selesai – Dia sudah
menyelesaikan apa yang bisa Dia lakukan. Dalam ayat 6 dan 7: “Barangsiapa
menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia
akan menjadi anak-Ku.” Tapi di ayat 8,” Tetapi orang-orang penakut, orang-orang
yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua." Tidak ada kesempatan pada human
akhir ini. Roma 6:23,”Upah dosa adalah maut”.
2 Tesalonika 1:7-9, “dan untuk memberikan kelegaan
kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari
dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya,
dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan
terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus,
Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya,
dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya”
Filipus menerjemahkan ayat ini sebagai berikut:
“Penghukuman mereka akan selama-lamanya terpisah dari sinar wajah Tuhan dan
kemuliaan dan keagungan kuasaNya.”
Yohanes melihat lautan
api itu. Saya juga melihatnya. Keberadaan tempat seperti itu nyata
sekarang, dan Alkitab sangat jelas memberitahukan kita mengapa tempat itu ada.
Mungkin perumpaan yang paling baik adalah dalam Matius 13:40-43,” Maka seperti
lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan
segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari
dalam Kerajaan-Nya.Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah
akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan
bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar!"
Diterbitkan oleh CHRIST FOR THE NATIONS
No comments:
Post a Comment