Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Sikap Bagaimana yang Seharusnya Membentuk Berbagai Permohonan Saya?

 on Wednesday, January 23, 2013  



  1. Berimanlah bahwa Allah itu cukup berkuasa dan memiliki belas kasihan untuk mau bertindak. "Adakah seorang daripadamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Matius 7:9-11) Lihat juga Markus 1:40-42, 9:22-24.
  2. Jangan mencoba untuk memproduksi iman. Allah menjanjikan jika kita memiliki kepastian yang murni bahwa sesuatu itu adalah kehendak Allah untuk saat itu, maka kita dapat berdoa untuk hal itu dengan keyakinan yang mutlak (Markus 11:24). Tetapi, iman semacam itu bergantung pada kehidupan kita bersama Allah dalam kedewasaan rohani dan atas dasar suatu pengertian yang lebih dalam yang diberikan Allah khusus tentang situasi itu. Kita diharapkan dan didorong untuk meminta banyak hal tanpa iman yang mutlak ini, dengan hanya beriman pada sifat Allah dan kehendak-Nya yang umum. Allah tidak menjamin bahwa Ia akan mengabulkan apa yang diminta, tetapi Ia pasti akan memberi jawaban. "Tolonglah aku yang tidak percaya ini" (Markus 9:24) merupakan doa yang jujur dan sah.
  3. Didengar itu lebih penting daripada mendapatkan apa yang Anda minta. Alkitab tidak banyak bicara mengenai soal memperoleh hasil dari doa. Alkitab lebih banyak bicara soal doa yang "didengar" atau "dijawab". Agama palsu berorientasi pada hasil; doa Kristen berorientasi pada soal hubungan. "Kita dapat menanggung doa-doa yang ditolak tetapi bukan doa-doa yang diabaikan."
  4. Terimalah "nanti", "tidak", dan diam sebagai jawaban Allah. Bila Allah melihat bahwa Anda sudah cukup beriman untuk menanggung sikap diam-Nya atau jika Allah melihat bahwa Anda siap untuk dimasukkan ke dalam kesengsaraan, secara moral atau jasmani demi kerajaan-Nya, Ia mungkin akan berdiam diri. dan pada akhirnya doa itu akan dijawab, tetapi dengan cara yang sama sekali berbeda dari yang Anda perkirakan.
  5. Tuhan Yesus memohon kepada Bapa-Nya untuk melepaskan Dia dari keharusan untuk disalibkan. Ibrani 5:7 mengatakan, "Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan." Doa Tuhan Yesus didengar, tetapi jawabannya ialah "tidak" (untuk soal melepaskan dirinya dari penyaliban) dan "ya" (untuk pada akhirnya menyelamatkan-Nya dari maut). Dari lubuk hati yang terdalam, kita perlu mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan bagi orang lain. Ia tidak akan memberikan kita batu jika kita meminta roti (dan Ia juga tidak akan memberikan batu jika kita meminta batu).
  6. Bertekun. Meminta satu kali memerlukan iman yang sangat sedikit. Itu sebabnya, Allah sering menunggu untuk melihat apakah kita telah menaruh seluruh harapan kita dalam Dia (atau hanya "mencoba-coba dengan doa") dan apakah kita benar-benar memercayai Dia walaupun dari luar kelihatannya ada yang mencobai kita agar kita putus asa.
  7. Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan-perumpamaan yang keras untuk memacu murid-murid-Nya supaya bertekun di dalam doa. Salah satu perumpamaan itu mengenai seseorang yang memberikan roti kepada tetangganya bukan karena ia temannya tetapi karena tetangga itu terus mengganggunya (Lukas 11:58). Perumpamaan yang lain lagi mengenai seorang hakim yang bukannya memberikan keadilan kepada seorang wanita karena ia memedulikan Allah atau orang lain melainkan karena ia telah muak mendengarkan permohonan yang terus-menerus dari wanita itu (Lukas 18:5). Jika orang-orang yang semacam itu saja akan memberi respons terhadap ketekunan, masakan Allah yang penuh kasih tidak memberi respons?
  8. Dasarkan keyakinan Anda untuk berdoa pada apa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus bagi Anda (Roma 5:12, Ibrani 4:16). Karena Tuhan Yesus telah membayar hukuman dosa-dosa kita di kayu salib, maka hubungan kita dengan Bapa telah dipulihkan. Kita memunyai keyakinan bahwa kita berhak untuk menghampiri Sang Raja dan mengajukan berbagai permintaan kita.
  9. Berdoa dalam nama Yesus (Yohanes 16:23). Kita dapat menghadap Raja karena kita mengenal Anak Sang Raja. Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti mengatakan kepada Bapa, "Tuhan Yesus mengatakan bahwa saya dapat meminta ini pada-Mu dengan wewenang dari Dia." Jika apa yang kita mohonkan itu sesuai dengan watak, cara, dan sasaran-sasaran Tuhan Yesus, maka kita dapat memunyai kepastian mutlak bahwa kita akan didengar jika kita berdoa dalam wewenang Tuhan Yesus. Jika tidak, maka kita dapat memperkirakan bahwa Bapa akan menjawab, "Yesus tidak memberi kamu wewenang untuk mengajukan permintaan yang semacam itu!"
  10. Berdoa sesuai dengan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14-15). Cara yang terbaik untuk belajar apa saja yang merupakan kehendak Allah dan apa yang dapat Anda minta dengan sah dalam nama Tuhan Yesus adalah dengan mempelajari Alkitab. Kehendak Allah yang spesifik untuk sesuatu situasi tidak pernah akan bertentangan dengan kehendak-Nya yang diungkapkan di dalam Alkitab.
  11. Biarkan doa-doa Anda mengalir dari kehidupan yang berakar dalam Kristus (Yohanes 15:7). Jika kita tetap tinggal dalam Kristus, kita seperti carang-carang yang tinggal tetap pada pokok anggur; sambil terus berusaha melakukan kehendak-Nya dan segera mengakui setiap dosa yang menghambat hubungan kita, kita mendapatkan makanan dari Dia. Dengan tinggal dalam Kristus kita akan mengetahui apa yang Allah ingin kita doakan, dan kita dapat yakin bahwa kita akan mendapat jawaban.
  12. Beritahukan Allah apa yang sesungguhnya Anda inginkan. Kejujuran itu sangat penting. Allah menaruh perhatian pada doa-doa yang besar dan juga pada doa-doa yang kecil. Ia menaruh perhatian pada keinginan jasmani Anda dan juga pada kebutuhan-kebutuhan rohani Anda. Jika Anda mengatakan kepada-Nya, "Bapa, saya mengetahui bahwa ini sebenarnya hal yang remeh, tetapi saya tidak dapat melupakan hal itu, dan saya benar-benar mengingininya", Allah yang akan memutuskan apakah Ia akan meluluskan keinginan Anda atau menolong Anda untuk melepaskan keinginan itu. Menekan segala yang mengalihkan perhatian Anda itu hanyalah akan memperburuk keadaan. Jika Anda meminta sesuatu yang seharusnya tidak Anda minta, maka mungkin Allah akan dengan penuh kasih memberikan kepada Anda sebagai pelajaran, atau mungkin Ia tidak akan memberikan. Ia lebih besar daripada kesalahan-kesalahan kita.
  13. Janganlah menuntut. Keyakinan untuk mengajukan permintaan dengan rendah hati dan dengan penuh kepercayaan kepada Bapa tidaklah sama dengan mengemukakan tuntutan dengan sikap congkak. Kita perlu memeriksa diri sendiri apakah kita sedang mencoba menagih janji kepada Allah dengan melupakan siapa yang menjadi pusat alam semesta ini atau seakan-akan kita lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita daripada Allah.
  14. Janganlah berdoa untuk sesuatu jika Anda sendiri tidak siap. Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya berdoa, "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga" (Matius 6:10). Ini mengandung arti bukan saja kerajaan itu dapat datang hanya jika Allah membuat hal itu terjadi, melainkan juga bahwa murid-murid itu juga harus bersedia untuk melakukan tugas-tugas mereka kelak. Jika kita berdoa "Jadilah kehendak-Mu", maka kita sedang menawarkan diri dengan sukarela untuk melakukannya.

Sikap Bagaimana yang Seharusnya Membentuk Berbagai Permohonan Saya? 4.5 5 Unknown Wednesday, January 23, 2013 Berimanlah bahwa Allah itu cukup berkuasa dan memiliki belas kasihan untuk mau bertindak. "Adakah seorang daripadamu yang memberi ba...


No comments:

Post a Comment

J-Theme