Segala sesuatu berjalan dengan indah dalam hidup Laura Norman hingga pernikahannya yang terjadi tahun 1978. Satu saat, tidak lama setelah pernikahan itu terjadi, tubuh Laura mulai mengalami kelainan. Tulang pundaknya mulai tidak tersambung dengan baik, bahkan operasi yang dilakukan tidak dapat membuat sembuh. Penyakit ini kemudian berkembang menciptakan rasa sakit, kelemahan otot, memburuknya penglihatan dan kesulitan untuk duduk, berdiri atau berjalan. Setelah pemeriksaan bertahun-tahun barulah Laura dinyatakan mengalami kerusakan dalam bagian saraf dan ototnya.
John Kincaid MD, dokter yang menanganinya menyebut bahwa Laura menderita penyakit Spinal Muscular Athropy yaitu kegagalan pengiriman sinyal dari saraf ke otot. Dokter lainnya, Allan Bierlein MD menyebut bahwa penyakit ini telah menyebabkan Laura kehilangan berat badan, kehilangan tenaga, membuat tubuhnya lemah dan sulit bernafas, menimbulkan anemia dan berujung pada kematian. Vonis yang diberikan dokter, penyakit ini tidak dapat disembuhkan!.
Mendengar semua itu, Laura hanya berfikir bagaimana hidupnya tetap dapat berguna bagi banyak orang. Selama ini Laura telah terlibat dalam pelayanan anak-anak dan membawa mereka untuk mengenal Tuhan. Dengan keadaannya saat ini yang tidak dapat berbuat apa-apa, membuatnya bertanya pada Tuhan ; "Tuhan, apa yang dapat kulakukan bila keadaanku seperti ini?". Demikian juga dengan Steve suaminya yang mendampinginya. Steve merasakan pergumulan ini sungguh berat. Pada awalnya ia punya rencana besar dalam hidupnya dan sama sekali tidak pernah menduga kejadian ini akan menimpa istrinya dan membawa keluarga ini dalam pergumulan yang berat. Namun mereka berdua mencoba untuk melalui ketidakberdayaan ini.
Ajaib Tuhan, dalam pergumulan yang berat ini Tuhan ternyata membawa mereka masuk dalam damai sejahtera dan kebenaran yang baru. Tuhan mengingatkan bahwa sesungguhnya keberadaan manusia di dunia adalah untuk melayani Tuhan. Jika menjadi kehendak Tuhan agar Laura menjadi sembuh, maka ia akan Tuhan sembuhkan. Hidup keluarga Steve dan Laura bukan kembali terfokus pada kematian dan pergumulan namun kepada kehidupan yang dari Tuhan. Dengan kebenaran dan damai sejahtera yang baru ini, keluarga ini masuk dalam komitmen dan kasih yang semakin dalam dalam menghadapai masalah ini. Banyak rekan dan keluarga yang melihat hal ini. Dokter Bierlein yang merawat Laura melihat semangat yang baru dibalik keterbatasannya dalam bergerak.
Namun dengan 17 tahun sakit yang dideritanya, Laura hanya dapat berbaring dengan tubuh kurus dan tekanan darah yang tidak terkontrol. Di ulang tahun pernikahan yang ke-17, Laura menyadari bahwa dia ada dalam keadaan yang sekarat. Dia telah siap untuk menghadapi kematiannya dan siap untuk bertemu dengan Tuhan. Namun Tuhan sendiri belum sip untuk menerima Laura.
Laura merasakan sakit yang luar biasa, namun ia terus berusaha memegang kebenaran Firman Tuhan. Dia teringat Firman Tuhan yang mengatakan bahwa pencobaan yang dialami manusia adalah pencobaan biasa yang dapat ditanggung umatNya. Namun mengingat sakit yang luar biasa yang dia alami, dia merasa tidak dapat menanggungnya. Saat itulah Laura minta Tuhan mengangkat sakit dari tubuhnya karena ia merasa tidak dapat lagi menahan penderitaannya.
Keesokan harinya, pukul 6.30 pagi setelah 17 tahun sakit yang dia alami dan tujuh tahun terakhir ada dalam keadaan terbaring, Laura terbangun. Ia merasakan suatu keadaan yang lain ada dalam tubuhnya, ia merasakan sehat. Ia mencoba menggerak-gerakkan tangannya dan heran merasakan tangannya ada dalam keadaan sehat. Saat itu ia tahu bahwa Tuhan telah menjamah tubuhnya, ia menjabat tangan suaminya dengan erat dan mengambil keputusan untuk berjalan. Dengan mengetahui keadaan bahwa tujuh tahun terakhir Laura ada dalam keadaan terbaring, tentu Steve keberatan dengan hal ini. Saat itu Laura membuktikan bahwa lawatan dan pemulihan dari Tuhan telah terjadi. Ia berjalan-jalan dan memperlihatkan pada banyak orang bahwa keadaan tubuhnya yang telah tujuh tahun ada dalam keadaan terbaring telah benar-benar dipulihkan.
Saat ini, Laura Norman telah pulih secara total. Menunggang kuda dan mengendarai motorpun dapat ia lakukan. Segala penyakit dalam tubuhnya selama bertahun-tahun telah sirna. Dan ia bersaksi pada banyak orang tentang pengalaman hidupnya ini. Apakah ini yang menjadi mujizat terbesar yang dia alami? ternyata tidak. Mujizat terbesar yang ia rasakan ialah ketika ia mendapatkan jaminan pengharapan keselamatan dalam Tuhan dan damai sejahtera Allah yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini.
John Kincaid MD, dokter yang menanganinya menyebut bahwa Laura menderita penyakit Spinal Muscular Athropy yaitu kegagalan pengiriman sinyal dari saraf ke otot. Dokter lainnya, Allan Bierlein MD menyebut bahwa penyakit ini telah menyebabkan Laura kehilangan berat badan, kehilangan tenaga, membuat tubuhnya lemah dan sulit bernafas, menimbulkan anemia dan berujung pada kematian. Vonis yang diberikan dokter, penyakit ini tidak dapat disembuhkan!.
Mendengar semua itu, Laura hanya berfikir bagaimana hidupnya tetap dapat berguna bagi banyak orang. Selama ini Laura telah terlibat dalam pelayanan anak-anak dan membawa mereka untuk mengenal Tuhan. Dengan keadaannya saat ini yang tidak dapat berbuat apa-apa, membuatnya bertanya pada Tuhan ; "Tuhan, apa yang dapat kulakukan bila keadaanku seperti ini?". Demikian juga dengan Steve suaminya yang mendampinginya. Steve merasakan pergumulan ini sungguh berat. Pada awalnya ia punya rencana besar dalam hidupnya dan sama sekali tidak pernah menduga kejadian ini akan menimpa istrinya dan membawa keluarga ini dalam pergumulan yang berat. Namun mereka berdua mencoba untuk melalui ketidakberdayaan ini.
Ajaib Tuhan, dalam pergumulan yang berat ini Tuhan ternyata membawa mereka masuk dalam damai sejahtera dan kebenaran yang baru. Tuhan mengingatkan bahwa sesungguhnya keberadaan manusia di dunia adalah untuk melayani Tuhan. Jika menjadi kehendak Tuhan agar Laura menjadi sembuh, maka ia akan Tuhan sembuhkan. Hidup keluarga Steve dan Laura bukan kembali terfokus pada kematian dan pergumulan namun kepada kehidupan yang dari Tuhan. Dengan kebenaran dan damai sejahtera yang baru ini, keluarga ini masuk dalam komitmen dan kasih yang semakin dalam dalam menghadapai masalah ini. Banyak rekan dan keluarga yang melihat hal ini. Dokter Bierlein yang merawat Laura melihat semangat yang baru dibalik keterbatasannya dalam bergerak.
Namun dengan 17 tahun sakit yang dideritanya, Laura hanya dapat berbaring dengan tubuh kurus dan tekanan darah yang tidak terkontrol. Di ulang tahun pernikahan yang ke-17, Laura menyadari bahwa dia ada dalam keadaan yang sekarat. Dia telah siap untuk menghadapi kematiannya dan siap untuk bertemu dengan Tuhan. Namun Tuhan sendiri belum sip untuk menerima Laura.
Laura merasakan sakit yang luar biasa, namun ia terus berusaha memegang kebenaran Firman Tuhan. Dia teringat Firman Tuhan yang mengatakan bahwa pencobaan yang dialami manusia adalah pencobaan biasa yang dapat ditanggung umatNya. Namun mengingat sakit yang luar biasa yang dia alami, dia merasa tidak dapat menanggungnya. Saat itulah Laura minta Tuhan mengangkat sakit dari tubuhnya karena ia merasa tidak dapat lagi menahan penderitaannya.
Keesokan harinya, pukul 6.30 pagi setelah 17 tahun sakit yang dia alami dan tujuh tahun terakhir ada dalam keadaan terbaring, Laura terbangun. Ia merasakan suatu keadaan yang lain ada dalam tubuhnya, ia merasakan sehat. Ia mencoba menggerak-gerakkan tangannya dan heran merasakan tangannya ada dalam keadaan sehat. Saat itu ia tahu bahwa Tuhan telah menjamah tubuhnya, ia menjabat tangan suaminya dengan erat dan mengambil keputusan untuk berjalan. Dengan mengetahui keadaan bahwa tujuh tahun terakhir Laura ada dalam keadaan terbaring, tentu Steve keberatan dengan hal ini. Saat itu Laura membuktikan bahwa lawatan dan pemulihan dari Tuhan telah terjadi. Ia berjalan-jalan dan memperlihatkan pada banyak orang bahwa keadaan tubuhnya yang telah tujuh tahun ada dalam keadaan terbaring telah benar-benar dipulihkan.
Saat ini, Laura Norman telah pulih secara total. Menunggang kuda dan mengendarai motorpun dapat ia lakukan. Segala penyakit dalam tubuhnya selama bertahun-tahun telah sirna. Dan ia bersaksi pada banyak orang tentang pengalaman hidupnya ini. Apakah ini yang menjadi mujizat terbesar yang dia alami? ternyata tidak. Mujizat terbesar yang ia rasakan ialah ketika ia mendapatkan jaminan pengharapan keselamatan dalam Tuhan dan damai sejahtera Allah yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini.
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Sumber Jawaban.com
No comments:
Post a Comment