“Sebelum kejadian itu saya alami, saya bermimpi diculik oleh dua orang ke hutan. Tapi saya tidak tahu di hutan mana. Di situ saya dipukuli dan dibunuh. Saya sempat menceritakan mimpi saya itu ke seorang teman, tapi teman saya berkata bahwa hal itu hanyalah mimpi, tidak mungkin jadi kenyataan,” demikian Janni memulai kesaksiannya.
Justru sekitar satu bulan kemudian, mimpi Janni menjadi kenyataan.
Hari itu Janni sedang berjalan-jalan di daerah Kota ketika tiba-tiba ada seseorang menepuk pundaknya. Ada enam orang pelaku yang membawanya masuk ke dalam taksi dan membawanya ke sebuah hutan. Di hutan tersebut, Janni diperlakukan secara tidak manusiawi.
“Saya dipukul, ditendang dan diancam. Mereka berkata, kamu harus temukan cara untuk bisa menebus nyawa kamu, supaya kamu bisa pulang dengan selamat. Maka saya menelepon abang saya. Saya bilang, ‘Bang saya diculik. Saya posisinya di hutan, saya tidak tahu hutan mana, saya diculik’.”
Hari itu kakak Janni sedang dalam perjalanan menggunakan sepeda motor. Selain mendapat telepon dari Janni, si penculik juga menghubunginya serta meminta uang tebusan sebesar 20 juta. Setiap setengah jam si penculik menghubungi kakak Janni dan terus menyampaikan ancaman akan membunuh Janni jika uang yang diminta tidak segera ditransfer. Pada hari itu juga kakak Janni langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Dan sewaktu masih di kantor Polisi, penculik itu kembali menelepon.
“Sebelum jam sembilan uang itu harus sudah ditransfer, kalau tidak adik kamu saya habisi,” demikian kakak Janni bercerita. “Saya sudah transfer sebagian, tapi saya harus mencari pinjaman dulu kepada teman-teman dan kerabat supaya bisa cukup.”
Namun pada akhirnya negosiasi dengan para penculik itu menghadapi jalan buntu karena para penculik itu mengetahui bahwa kakak Janni telah melapor ke Polisi..
“Pada saat itu saya tambah merasa tertekan, ketakutan saya lebih tinggi lagi. Mereka bilang, ‘Adik kamu sekarang saya bunuh’. Saya bilang, ‘Kenapa adik saya harus dibunuh? Saya sudah transfer uang yang diminta’. Mereka menjawab karena saya lapor polisi.”
Akibat negosiasi yang gagal, maka saat itupun Janni dipersiapkan untuk dibunuh.
“Ini makanan terarkhir kamu, makan! Lihat matahari, ini terakhir kali kamu lihat matahari dan makan. Hari ini kamu mati.”
Mereka menyeret Janni dan memukulinya sampai ia sekarat. Dan akhirnya, salah satu dari penculik itu menjerat lehernya untuk menghabisi nyawanya. Setelah dibunuh, tubuh Janni dibuang ke semak-semak.
“Hampir jam sebelas, si penculik menelepon, ‘Adik kamu sudah saya bunuh’. Saya tidak bisa apa-apa, hanya diam. Saat itu saya pasrah. Sambil air mata saya mengalir, saya berdoa, Tuhan saya berserah penuh pada-Mu. Jika adik saya masih hidup, kembalikan utuh dari kepala sampai ujung kaki”
Namun sebuah peristiwa spiritual dialami oleh Janni.
“Saat itu saya merasakan sudah mati. Bahkan roh saya melihat sendiri jenasah saya diseret ke semak-semak. Tapi pada saat itu saya melihat sebuah cahaya yang terang sekali. Yesus menampakkan diri dengan cahaya yang terangnya luar biasa. Tiba-tiba ada angin yang begitu kencang dan roh saya kembali ke tubuh saya.” Setelah sadar, Janni pun berlari keluar hutan untuk mencari pertolongan.
Sekitar jam 1 siang, kakak Janni pamit pulang dari kantor polisi. Namun seorang polisi menahannya, “Jangan! Jangan pulang dulu.” Dan sekitar lima belas menit kemudian, seorang polisi memberitahukan bahwa adiknya sudah ditemukan dan sekarang berada di rumah sakit.
“Pada saat itu, saya langsung mengucap syukur kepada Tuhan. Tuhan terima kasih, Tuhan Yesus saya sangat berterima kasih. Pada saat bertemu dengan Janni, saya langsung memeluknya dan terus mengucap syukur kepada Tuhan.” Demikian ungkap kakak Janni.
Janni pun tak putus-putusnya mengucap syukur buat kebaikan Tuhan, “Kebaikan Tuhan yang saya alami tidak pernah saya bayangkan, saya bisa selamat dari maut. Saya bisa bertemu dengan abang saya, juga bisa bertemu dengan keluarga. Saya rasanya bangga bisa hidup kembali. Saya senantiasa mengucap syukur atas kebaikan Tuhan. Bahkan saya mengucap syukur atas segala hal yang Tuhan kerjakan. Tuhan itu luar biasa.” (Kisah ini sudah ditayangkan 09 November 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel).
Sumber: Janni (jawaban.com)
No comments:
Post a Comment